PACITAN, BANGSAONLINE.com - Revitalisasi Pasar Minulyo, Pacitan yang menyerap anggaran APBD senilai Rp 1,1 miliar tampaknya belum dirasakan manfaatnya oleh para pedagang. Mereka masih mengeluhkan banyaknya titik kebocoran di sejumlah kios dan lapak. Apalagi, air hujan itu juga merembes masuk ke sela-sela dinding hingga menyebabkan sebagian pintu rolling door ambrol.
Hal tersebut seperti yang dialami Nanang Anshori, salah seorang pedagang. Menurutnya, hampir semua atap lapak dan kios tetap bocor, utamanya di kios kain. "Memang habis direvitalisasi, namun hanya di bagian teras. Sedangkan atap kios tidak tersentuh perbaikan. Ini akibatnya, saat hujan deras akhirnya bocor dan air menggenang di lantai," ujarnya, Jumat (30/11).
Baca Juga: DPRD Pacitan Dukung Pemkab Relokasi Pedagang Pasar Tulakan
Nanang meminta agar dinas terkait segera turun tangan. Sebab paguyuban sudah tak mampu lagi mengatasi persoalan tersebut. "Kami harapkan dinas terkait yang membidangi pasar segera cek lapangan dan melakukan langkah-langkah perbaikan," pintanya.
Dihubungi secara terpisah, Aris Setiadi, Kabid Pasar Daerah Disperindag setempat mengatakan, kalau kegiatan revitalisasi memang lebih terfokus pada talang, yaitu perbaikan dak cor. Sedangkan atap kios tidak termasuk item kegiatan. Ia mengakui jika bagunan pasar itu sudah berumur 10 tahun lebih, sehingga harus ada langkah perbaikan atau penggantian atap.
"Namun mohon maaf, bidang kami hanya sebatas menerima hasil pekerjaan, merawat, dan mengelola. Soal perencanaan sampai pada kegiatan fisik konstruksinya, itu bidang lain yang mengerjakan," bebernya.
Baca Juga: Kuasa Penggugat Lahan Pasar Tulakan Pacitan Desak Pemkab Segera Kosongkan Lahan
Menyikapi keluhan pedagang adanya kebocoran tersebut, Aris berjanji bakal segera melakukan koordinasi lintas bidang. Meski diakuinya, sejatinya sudah berukang kali pihaknya turun lapangan guna melakukan perbaikan-perbaikan kecil.
"Kalau kebocoran itu mungkin akibat dampak revitalisasi, kami akan meminta penyedia jasa bertanggung jawab melakukan pembenahan. Namun kalau itu karena sebab lain, ya memang tidak serta merta kita bisa mengambil langkah. Sebab lekat dengan konsekuensi pembiayaan," tandasnya. (yun/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News