PACITAN, BANGSAONLINE.com - Polemik seputar dana hibah kredit bergulir bagi pedagang di Pasar Minulyo Pacitan, mulai terkuak. Mantan Ketua Koperasi Pasar Minulyo Rudi menegaskan, kalau anggaran tersebut murni hibah pribadi dari almarhumah Ani Yudhoyono. "Jadi itu bukan dana dari pemerintah, namun itu uang pribadi dari Bu Ani Yudhoyono yang dihibahkan bagi para pedagang dalam bentuk kredit bergulir," ujarnya saat memberikan klarifikasi, Ahad (16/6).
Dia bercerita, anggaran tersebut diberikan oleh ibu negara keenam RI pada tahun 2008 lalu yang jumlahnya Rp 100 juta. Dana tersebut masuk ke kas paguyuban pasar, yang saat itu diketuai oleh Abdul Ghoni. "Sebagian dari dana tersebut dibelikan aoning untuk kios depan, mulai dari ujung Utara hingga Selatan," tutur Rudi.
Baca Juga: Semua Pengaduan Masyarakat akan Ditindaklanjuti oleh OJK Kediri
Setelah kegiatan pemasangan teras aoning selesai, paguyuban di bawah kendali Abdul Ghoni sempat vakum hampir selama empat tahun lebih. Hingga akhirnya sekitar tahun 2012, atas ide sejumlah pedagang, terbentuklah sebuah koperasi. Kebetulan, Rudi ditunjuk oleh pengurus sebagai ketua berdasarkan hasil musyawarah mufakat kala itu.
"Saat awal berdiri, kita nggak punya dana sama sekali. Kecuali hanya iuran wajib dan iuran sukarela dari anggota," cerita pedagang sembako yang juga seorang ASN ini pada pewarta.
Semenjak berdiri koperasi, sejumlah pengurus menyepakati untuk membuka konsolidasi dengan paguyuban pasar, perihal sisa dana pemberian dari Ani Yudhoyono. Hasilnya, ada dana kas masuk senilai kurang lebih Rp 70 juta.
Baca Juga: Kejari Kota Kediri Kosongkan Rumah Terpidana Korupsi BPR
"Ini panjang ceritanya Mas (wartawan). Yang pasti, sisa dana tersebut telah kami salurkan dalam bentuk kredit ke semua pedagang yang membutuhkan, tanpa kecuali. Kredit tersebut kita batasi maksimal Rp 2 juta bagi setiap pedagang dengan jangka waktu kredit selama 10 kali angsuran. Untuk beban bunga, telah disepakati sebesar 0,75 flat rate," urainya.
Namun di paruh waktu, kegiatan simpan pinjam itu akhirnya stagnasi. Sebab banyak dari debitur yang tidak mengangsur. Sehingga, tidak ada kas masuk untuk kembali disalurkan ke pedagang lainnya. "Koperasi akhirnya tutup, meski dua tahun kita masih menggelar RAT. Baru di tahun ketiga, kita benar-benar kolaps. Banyak debitur tak mau mengangsur, karena mereka beranggapan itu uang pemberian cuma-cuma dari Bu SBY," tutur Rudi.
Hal senada juga disampaikan Efendi, Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Minulyo. Ia membenarkan pernyataan seperti yang disampaikan Rudi. "Memang dana itu macet di debitur. Mereka saat ditagih tidak mau bayar, alasannya itu uang pemberian dari Bu Ani Yudhoyono," timpalnya secara terpisah.
Baca Juga: Kasus Dugaan Korupsi BPR Kota Kediri, Kejaksaan Tetapkan 4 Tersangka
Sementara itu, Kabid Koperasi Dinas Koperasi UKM Pacitan Aris Rochadi mengatakan telah berupaya memberikan pembinaan terhadap koperasi-koperasi yang saat ini tengah mati suri. "Koperasi ini kan sebagai soko gurunya perekonomian masyarakat. Oleh karena itu, kami berupaya semaksimal mungkin untuk memberikan pembinaan. Dengan harapan, koperasi-koperasi yang saat ini stagnasi, bisa berdaya kembali. Termasuk koperasi di Pasar Minulyo. Semoga nanti bisa kembali pulih sehingga para pedagang akan lebih berdaya lagi," tegasnya.
Sementara hingga berita ini ditulis, belum didapat konfirmasi dari Abdul Ghoni selalu Ketua Paguyuban Pedagang lama. (yun/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News