BLITAR, BANGSAONLINE.com - Pembangunan patung Bung Karno di depan Kantor Pemerintah Kabupaten Blitar menuai kritikan dari kalangan anggota DPRD setempat.
Kalangan legislatif menilai patung tersebut tidak ada kemiripan dengan persiden pertama RI Ir Soekarno. Bahkan jika dilihat dari postur dan gestur, wajah patung tersebut justru berpotensi menjadi bahan olok-olokan.
Baca Juga: Kunjungi Situs Ndalem Pojok, Risma Teteskan Air Mata
"Rasanya saya tidak rela melihat keberadaan patung yang tidak ada kemiripan dengan tokoh Ir Soekarno tersebut dipasang di depan Pemkab Blitar. Sebaiknya ditutup untuk diperbaiki lebih dulu biar lebih mirip," jelas anggota DPRD Kabupaten Blitar Fraksi Gerindra, Mujib, Jumat (30/11/2018).
Mujib mengaku, telah menyampaikan hal ini kepada Bupati Blitar Rijanto. Pihaknya juga menyarankan agar segera dilakukan pembetulan terhadap wujud fisik sesuai dengan yang asli. Sehingga, muncul aura ketokohan Bung Karno dalam patung tersebut. Namun kritik tersebut belum direspons oleh bupati.
"Saya tidak setuju ketika figur Bung Karno diplesetkan tidak sesuai aslinya. Aura patung sama sekali tidak keluar. Masak Bung Karno seperti itu," jelad Mujib.
Baca Juga: Pembangunan Gedung Perpustakaan Daerah Kabupaten Blitar Dihentikan, Berikut Penyebabnya
Apalagi, kata Mujib, biaya pembuatan patung Bung Karno tidak sedikit. Pemkab Blitar menggelontorkan anggaran hingga Rp 1,7 miliar untuk mendirikan patung ini. Hal ini sebelumnya juga sempat menuai polemik karena jumlah anggaran yang tidak lazim.
"Jangan sampai wujud patung yang menghabiskan anggaran miliaran itu justru jadi bahan pembicaraan hingga menimbulkan polemik di masyarakat," tegasnya.
Sementara Pemkab Blitar melalui Kepala Dinas Pariwisata Pemkab Blitar Luhur Sejati santai menanggapi kritik pedas kalangan legislatif ini. Ia menjelaskan patung yang dibangun Pemkab Blitar ini mengacu pada wajah Bung Karno di usia 40 tahunan. Karena itu, figur Bung Karno dalam patung berbeda dengan Bung Karno saat menjadi presiden sebagaimana foto-foto banyak beredar di masyarakat.
Baca Juga: Wujudkan Swasembada Pangan, Polres Blitar Tanam Jagung di Lahan Kosong
Pihaknya pun menolak permintaan legislatif untuk menutup patung atau membongkarnya. "Kalau patung memang tidak bisa dibandingkan dengan foto. Di mana foto yang banyak beredar sekarang memang foto Bung Karno saat sudah menjadi presiden. Sedangkan dalam patung tersebut yang ingin ditonjolkan adalah masa muda Bung Karno sebagai sosok yang penuh semangat perjuangan," jelasnya. (ina/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News