Proyek Peningkatan Jalan Rigid Pavement Miliaran Rupiah di Senori Dibongkar

Proyek Peningkatan Jalan Rigid Pavement Miliaran Rupiah di Senori Dibongkar

TUBAN, BANGSAONLINE.com - Proyek peningkatan jalan menggunakan beton (Rigid Pavement) dan pemeliharan berkala jalan Letda Sucipto yang terletak di Desa Sidoharjo - Kedungkebo Kecamatan Senori, dibongkar oleh pemborong, Kamis (6/12).

Pembongkaran terjadi sudah sejak seminggu lalu (Rabu, 28/11). Pembongkaran itu dilakukan karena diduga jalan cor dengan panjang 868 meter terdapat bagian bahan campuran kurang stabil atau terkendala teknis kultur tanah lembek di beberapa titik. Sebab, baru hitungan bulanan, permukaan bahu badan mengalami retak dan pecah pecah. Akibatnya, terpaksa dilakukan perbaikan di puluhan titik proyek miliaran tersebut.

"Hampir 40-an titik yang harus dibongkar untuk dibenahi," ungkap petugas PUPR Kecamatan Senori, Taat Busro saat berada di lokasi setempat, Kamis (6/12) siang.

Pantauan di lapangan, peningkatan jalan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Tuban ini dikerjakan oleh CV. Timbul Jaya sebagai pemenang lelang untuk pengerjaan jalan 868 meter dengan taksiran Rp. 1,8 Miliiar. Pengerjaan pengecoran dilakukan sejak 30 Mei - 25 November 2018. Pembiayaan peningkatan jalan itu bersumber dari sharing Dana Bagi Hasil (DBH) pajak rokok dan Dana Alokasi Umum (DAU) bersumber APBD Kabupaten Tuban 2018.

Dikonfirmasi terkait adanya pembongkaran oleh pemborong jalan cor di Jalan Letda Sucipto, Kepala DPUPR Tuban Choliq Qunaisih membenarkan bahwa hal tersebut dilakukan karena terdapat sejumlah kultur tanah yang tidak mendukung. "Sehingga, kontruksi permukaan cor mengalami pecah pecah, akhirnya dibongkar kembali," ucapnya.

Ditanya soal meninggikan jalan yang mengakibatkan kendaran roda empat kesulitan saat berpapasan mobil lain, Choliq mengatakan bahwa nantinya juga akan disempurnakan dengan pelebaran jalan. "Sementara waktu yang bisa dikerjakan seperti itu, sebab, satu atau dua tahun sifatnya menjaga stabilitas jalan. Mungkin tahun-tahun nanti dilebarkan. Saat ini seperti itu adannya dan solusinya akan disempurnakan dengan bereman di sisi tepi jalan dipadatkan agar memudahkan kendaran bergantian berpapasan," tandasnya.

Pantauan dan informasi di lapangan, pengerjaan kegiatan proyek jalan, pembongkaran, dan perbaikan jalan cor dilakukan pasca diserahterimakan dari pemborong ke pihak dinas terkait pada bulan September lalu.

"Serah terima di bulan sembilan kemarin mas, saya hanya bekerja di suruh bongkar perbaikan saja," jelas seorang mandor pemborong sembari meminta agar namanya tidak dipublikasikan.

Di sisi lain, Jarwo, warga setempat, menduga bahwa pengerjaan proyek tersebut sudah tak prosedural sejak awal. "Terlihat dari cara pembongkaran dan perbaikan dilakukan serempak dimulai langsung dari sisi kanan-kiri. Akibatnya, akses jalan pun kembali terganggu bagi pengguna jalan dan warga setempat. Hal ini di perparah lagi lubangan perbaikan hanya diberikan ranting-ranting dahan pohon sebagai pertanda adanya perbaikan jalan," cetusnya.

"Sepertinya tidak ada pentahapan pengerjaan sepertinya lazimnya proyek-proyek lain. Misal, seharusnya dimulai dari separuh jalan sisi kanan atau kiri, sehingga kendaraan masih bisa melintas," tukasnya. (ahm/rev)