Sering Rusuh, Kapolres Kembali Evaluasi Pertunjukan Jaranan di Kediri

Sering Rusuh, Kapolres Kembali Evaluasi Pertunjukan Jaranan di Kediri Kapolres Kediri AKBP Roni Faisal Saiful Faton saat memberikan keterangan kepada awak media.

KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Pasca terjadinya kasus pengeroyokan di acara pentas seni Jaranan di Desa Sambirejo, Kecamatan Pare, Kapolres Kediri AKBP Roni Faisal Saiful Faton akan kembali melakukan evaluasi pertunjukan jaranan yang ada di wilayah hukumnya.

Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya kasus perkelahian antara penonton dan pelaku seni jaranan. Kesenian jaranan yang seharusnya menghibur penonton, namun kali ini pemain jaranan dan simpatisan melakukan penganiayaan kepada penonton.

Baca Juga: Aksi Pengeroyokan di Kediri yang Viral di Medsos Berakhir Damai

Insiden perkelahian itu berawal rata-rata saat penonton bersiul dan penari kuda lumping marah. "Kita akan melakukan evaluasi dan mapping terhadap grup jaranan yang ada di Kediri," tutur Roni, Jumat (18/1/2019).

Diungkapkan Roni, ia menyayangkan adanya kasus perkelahian di saat adanya pentas seni kuda lumping. Seharusnya, pentas seni kuda lumping itu dapat dinikmati oleh banyak orang. Tidak malah berujung permasalahan.

"Kita akan melihat track record grup kesenian jaranan sebagai bahan pertimbangan pada saat meminta izin pementasan," terangnya.

Baca Juga: Polisi Ungkap Kasus Pengeroyokan Pasutri di Kediri

Roni mengaku, perkara yang serupa ini terjadi di wilayah Kabupaten Kediri sebanyak empat kali. Di antaranya di wilayah Kecamatan Pagu, Gurah, Purwoasri dan Pare. Salah satu di antaranya perkelahian hingga berujung kehilangan nyawa.

"Atas kejadian itu adanya hiburan yang mendatangkan orang banyak seperti orkes dan kuda lumping kami izinkan pagi hingga sore," tandasnya. (rif/ian)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO