Materi Sudah Diatur, Gerindra Jatim Nilai Debat Capres Tidak Penting

Materi Sudah Diatur, Gerindra Jatim Nilai Debat Capres Tidak Penting Ketua DPD Partai Gerindra Jatim, Tjutjuk Sunaryo.

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Partai Gerindra Jawa Timur menilai debat calon presiden dan calon wakil presiden tidak penting. "Debat itu tidak begitu penting, karena tidak menampilkan sosok sesungguhnya. Apalagi materinya sudah diatur," kata Wakil Ketua DPD Partai Gerindra Jatim, Tjutjuk Sunaryo, Jumat (18/1).

Wakil Ketua DPRD Jatim itu menilai debat hanya menjadi persyaratan yang dibuat oleh KPU bagi pasangan calon. Menurutnya, masyarakat sebenarnya diberi pencerahan bagaimana problem ke depan dapat diatasi oleh para kandidat.

Baca Juga: Dukung Pelantikan Jokowi-Ma'ruf Berjalan Aman, Ratusan Warga Sidoarjo Turun ke Jalan

"Kita butuh pemimpin yang dapat mengatasi problem yang semakin berat selama lima tahun terakhir," paparnya.

Salah satu problem yang muncul adalah turunnya daya beli masyarakat, sulitnya mencari lapangan pekerjaan, sulitnya berobat, dan mendapat pendidikan yang layak. "Yang penting itu kebijakan. Debat itu kan formalitas yang diterapkan oleh KPU," tandas Tjitjuk.

Terpisah, Direktur Eksekutif Surabaya Survey Center (SSC), Mochtar W. Oetomo menilai debat capres perdana itu kalah menarik dibanding debat Pilgub Jatim 2018. Setelah sekian lama publik dibuat menunggu dan penasaran terhadap debat perdana, ternyata yang tersaji seperti sebuah kontes lomba cerdas cermat atau lomba menghapal lawan.

Baca Juga: Dikabarkan Dapat Jatah Menteri, Begini Kata Ketua DPC Gerindra Pacitan

"Ini tidak terlepas dari keputusan KPU untuk membocorkan kisi-kisi pertanyaan pada paslon. Sehingga kedua paslon tidak tampil natural, sesuai karakter, dan kepribadian masing-masing. Dua jam terasa menjadi sangat lama dan menjemukan karena disajikan penampilan paslon yang kaku, tidak eksploratif, tidak elaboratif, dan monoton," urai Mochtar.

Dosen Universitas Trunojoyo Madura (UTM) ini mengungkapkan secara umum, paslon 01 unggul pada sosok capresnya. Paparan Jokowi terlihat lebih fokus, masuk akal, sederhana, dan mudah dicerna melalui berbagai fakta dan data.

Sementara paslon 02 unggul pada sosok cawapresnya. Sandi terlihat lebih natural dan impresif. Ice breaking yang dia lontarkan saat bilang bukan lagi Gerindra dan saat memijat pundak prabowo menyelamatkan debat dari kejemuan dan kejemuan yang lebih parah. Sandi nampak lebih bisa melengkapi capresnya dibanding Kyai Ma'ruf yang lebih banyak diam.

Baca Juga: FPI Punya Divisi Penegakan Khilafah, Plt Ketua PA 212 Ingin Dirikan Negara Khilafah pada 2024

"Meski secara umum paslon 01 lebih substantif, namun paslon 02 jauh lebih impresif. Bahkan bisa dibilang Sandi menjadi bintangnya debat semalam," pungkas Mochtar. (mdr/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO