LAMONGAN, BANGSAONLINE.com - Keuletan Sri Wahyuni dalam menggeluti jagung sebagai produk makanan olahan berbuah predikat atau julukan ratu jagung dari Kabupaten Lamongan.
Perempuan warga Desa/kecamatan Kedungpring, Kabupaten Lamongan, yang mengelola UD Lembah Hijau ini memang konsisten membuat keripik jagung dengan label Koko Nono.
Baca Juga: Gandeng LCH, Pemkab Lamongan Kembangkan Pengelolaan Showroom Produk Unggulan
"Awalnya, saya mendapat julukan ratu jagung itu karena ada orang dari kementerian yang menjuluki saya ratu jagung karena ke mana-mana saya selalu menawarkan jagung," kata Yuni panggilan Sri Wahyuni.
Namun, sebelum julukan itu melekat pada sosok ibu 3 anak ini, Yuni harus mengawalinya dari tingkat paling bawah. "Awalnya saya jualan aneka jajanan ndeso ini mulai tahun 2006, itu pun hanya saya pasarkan di sekitar kampung tempat tinggal," ujarnya.
Lebih lanjut, Yuni menuturkan, perjuangan keras dijalaninya demi meraih sukses. Setelah setahun berjualan keliling kampung, Yuni mulai rajin mengikuti berbagai pelatihan yang dilaksanakan UPT Pendidikan, Pelatihan, dan Promosi Ekspor Surabaya, sejak 2008.
Baca Juga: Istri Ganjar Pranowo Temui Pelaku UMKM di Lamongan
"Dari pelatihan yang saya ikuti, saya tahu bagaimana cara mengemas jajanan ndeso yang saya buat menjadi lebih menarik. Saya diajari bagaimana cara meningkatkan kualitas produk hasil olahan, dengan diikutsertakan ke berbagai pameran," tuturnya.
Usai mengikuti berbagai pelatihan, sejak 2009, Yuni mengaku selalu membawa produk jagung dalam berbagai pameran yang diikutinya. “Mulai itu saya dijuluki Ratu Jagung,” ucapnya.
Julukan Ratu Jagung itu pun kini melekat pada Yuni. Bahkan, karena cukup melekat, pada saat pawai budaya di Kabupaten Lamongan beberapa waktu lalu, ia didapuk menjadi sosok seorang Ratu Jagung.
Baca Juga: Bupati Yuhronur Apresiasi Kiprah Milenial Muda dan Santri yang Berhasil Angkat Potensi Lamongan
Bahkan, demi totalitas berwirausaha, Yuni memilih keluar dari tempat kerjanya di sebuah Bank Perkreditan Rakyat Kredit Usaha Rakyat Kecil (BPR KURK) di Kecamatan Glagah, yang sudah digeluti selama 16 tahun.
"Karena pesanan yang datang terus meningkat, maka saya putuskan untuk mendirikan UD Lembah Hijau," kata Yuni.
Atas totalitasnya dalam berwirausaha dengan membawa bendera UD Lembah Hijau, Yuni merambah makanan olahan berbahan lain, seperti mbothe (umbi talas), hingga keripik sukun.
Baca Juga: Tingkatkan Ekonomi Masyarakat, PWI Jatim dan Lamongan Salurkan Sertifikat P-IRT untuk UMKM
Berkat keuletan dalam mengembangkan usahanya, Yuni pun merasakan manisnya perjuangan. Ia kini sukses merambah rak-rak di retail modern yang ada di Pulau Jawa, hingga melebarkan sayap dengan mengekspor semua produknya.
"Kemarin saya menerima order dari Pemprov untuk hari jadi Provinsi Jawa Timur dan ini juga sedang melayani pesanan Pemprov untuk Hari Pahlawan besok. Kalau Pemprov, rutin memesan 2 ton keripik talas dan 3 ton keripik jagung," ujarnya.
Meski telah mengenyam sukses, Yuni masih tetap mengikuti pameran di dalam negeri hingga pameran di luar negeri. Ia pun tetap berinovasi dengan membuat produk-produk terbaru.
Baca Juga: Peduli Produk Lokal, Pertani HKTI Jatim Aktif Ikuti Pameran
Satu di antaranya adalah membuat krupuk kopi. Tak lama membuat kerupuk kopi, pesanan yang datang langsung mengalir. "Baru saja, ada dari Malaysia yang datang untuk melihat produk krupuk kopi saya dan langsung memesan," tutur Yuni di sela-sela menjadi instruktur di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertran) Lamongan, Senin (11/2).
Di sela-sela mengembangkan usaha dan memasarkan produknya, kesibukan baru selalu menantinya, dengan menjadi pemateri pelatihan kewirausahaan di berbagai tempat. (qom/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News