Diluruk Puluhan Nelayan, Kepala UPT P2SKP Puger Malah 'Kabur'

Diluruk Puluhan Nelayan, Kepala UPT P2SKP Puger Malah Aksi para nelayan saat mendatangi kantor UPT P2SKP.

JEMBER, BANGSAONLINE.com - Puluhan nelayan yang berada di Kecamatan Puger, Jember, meluruk kantor UPT Pelabuhan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan (P2SKP). Kedatangan mereka ke kantor P2SKP meminta ketegasan banyaknya pedagang dari luar dan membawa ikan dari luar Kecamatan Puger.

Selain itu, para pedagang dari luar itu seenaknya berdagang di wilayah Tempat Pelelangan Ikan (TPI). Merkea membuka lapak dagangan mulai dini hari. Sedangkan para pedagang lokal baru bisa berdagang dan buka lapak pagi hari sekitar pukul 07.00 pagi, setelah para nelayan menyandarkan kapalnya dan menjual hasil tangkapannya.

Baca Juga: Bupati Hendy Berharap HSNI Jember Bantu Selesaikan Persoalan di Pesisir Pantai

Koordinator Pokmas Nelayan Puger Muhammad Jufri menyampaikan, kedatangannya ke UPT P2KSP sesuai undangan dan kesepakatan dengan kepala kantor tersebut. "Tetapi ini malah kepala kantornya kabur. Padahal kami mau klarifikasi keberadaan para pedangang dan ikan dari luar daerah TPI Puger. Kesepakatan pertemuan ini di agendakan oleh UPT P2KSP sejak seminggu yang lalu," kata Jufri saat dikonfirmasi media, Kamis (21/3).

Pihaknya berharap ada ketegasan dari Kepala Kantor UPT P2KSP. “Karena pedagang dari luar ini selalu membuka lapak pada malam harinya. Sedangkan kita baru pagi hari, setelah para nelayan menyandarkan kapal dan menjual hasil tangkapannya. Ada dugaan ikan yang dijual oleh para pedagang dari luar kecamatan Puger diberi formalin,” katanya.

Dengan membuka lapak pada malam hari, diketahui tangkapan ikan para nelayan menjadi tidak laku. “Sebab apabila ikan yang datang dari luar terlebih dahulu dibuka, maka hasil tangkapan dari nelayan setempat penjualannya jadi berkurang. Jadi kami minta ke Kepala UPT untuk memberikan pemberitahuan terhadap pedagang dari luar itu,” kata Jufri.

Baca Juga: Tindaklanjuti Pertemuan Bersama KKP RI, Bupati Hendy Larang Kelola Tambak di Sekitar Sempadan Pantai

Dengan adanya persaingan antara pedagang dari luar dengan pedagang asli Puger, menyebabkan harga ikan di pasaran menjadi tidak menentu. “Jelas rusak harganya, karena kan belum laku. Harusnya juga ada proses lelang yang dilakukan. Lah ini tidak ada. Harga ikan kini menjadi murah. Karena pedagang kecil dan menengah sudah mendapatkan ikan yang berasal dari luar itu,” ujarnya kecewa.

Dengan persoalan tersebut, pihaknya berharap ada ketegasan dan perhatian dari Pihak UPT. “Jangan malah menghilang, dan terkesan mengelak. Padahal kesepakatannya hari ini ada komunikasi lebih lanjut,” tandasnya.

Media berusaha meminta klarifikasi terkait hal ini Kepala UPT P2KSP Zainul Hasan. Namun, yang bersangkutan tidak ada di tempat. Menurut salah satu staf yang enggan disebut namanya, Zainul sedang ada tugas keluar. (jbr1/yud/rev)

Baca Juga: Nelayan di Jember akan Diikutkan BPJS Ketenagakerjaan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO