Prinsip pengembangan EBT di Jatim, lanjut Wagub Emil, salah satunya yakni dengan menyentuh kawasan terisolir menggunakan enegi terbarukan, di mana pembangkit listrik bebasis diesel masih sangat mahal. Dicontohkan, untuk daerah kepulauan bisa memanfaatkan tenaga surya ataupun air sebagai pembangkit listriknya.
“Inilah area-area yang akan kita sentuh lebih dulu, yang mana kesesuaiannya dengan kondisi real masih ada,” terang Wagub Emil sembari menambahkan harapannya dalam pemanfaatan EBT tidak lagi terpaku pada perbandinan harga fossil fuel.
Selain itu, dari pemanfaatan energi yang ada pembangunan keunggulan energi efisiensi juga menjadi sangat penting. Apalagi, masih banyak potensi energi efisiensi di Jatim yang belum dimaksimalkan baik di sektor publik maupun swasta. Dalam pengembangannya, instrumentasi akan menjadi penting dan ITS bisa ikut ambil peran di dalamnya.
“Kita akan terus mendorong energi efisiensi. Yang kita tekankan yakni bagaimana mengoptimalkan energi yang ada,” terang Wagub Emil sembari mengimbuhkan bahwa hal ini sudah ditunjang oleh Raperda tentang Rencana Umum Energi Daerah Provinsi (RUED-P) Jatim Tahun 2019-2050.
Turut hadir dalam kegiatan ini, antara lain Rektor ITS Prof. Dr. Mochamad Ashari, Direktur PT. GMN Energy Chayun Budiono, akademisi dari ITS, perwakilan kepala sekolah SMA/SMK di Jatim, serta mahasiswa-mahasiswi ITS. (mdr)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News