SIDOARJO, BANGSAONLINE.com - Minum kopi sekarang sudah menjadi gaya hidup masyarakat. Apalagi kopi yang disajikan beraneka macam. Nah, Jengki Cafe & Bistro yang terletak di Jalan Gayungsari Timur I nomor 14 ini bisa menjadi pilihan kongkow dan nongkrong sembari merasakan kopi favorit anda.
Asal mula Jengki Cafe & Bistro berdiri karena hobi minum kopi. “Sejak lulus SMP kelas IX saya suka minum kopi. Ini kopi hitam, komposisi sama tapi rasanya kok berbeda, ternyata kan metodenya yang berbeda. Makin penasaran, saat SMA saya belajar dengan teman-teman, main ke kebun dan ngobrol dengan petani kopi,” ujar Owner Jengki Cafe & Bistro, Irsad Imtinan, ditemui di café tersebut, belum lama ini.
Baca Juga: Coffee Toffee Taman Apsari Kembali Berkibar Kolaborasi dengan Holycow
Kemudian, lanjutnya, dia kuliah di Institut Teknologi 10 November (ITS) dan memberanikan diri membuka café pada Maret 2019 lalu.
“Tujuan kami adalah mendakwakan kopi. Kopi ini punya fase atau era. Kami ingin meluruskan dari budaya lama. Minum kopi yang benar itu bagaimana, karena masing-masing kopi itu mempunyai rasa asli,” beber mahasiswa umur 20 tahun tersebut.
Di café ini, ada biji kopi khas dari Desa Jeruk yakni kopi pinggit yang kemudian diproses menjadi espresso. Juga ada excelsa. “Kami punya excelsa special karena jarang ditemui di café lain,” ungkapnya.
Baca Juga: Pemprov Jatim Gelar Nobar Semifinal Piala Asia, Pj Adhy Puji Perkembangan Timnas U-23
Excelsa itu, mempunya rasa yang manis banget. "Tapi kami bisa mereduksi itu semua. Sehingga rasanya bisa dinikmati sesuai keinginan," ujar dia.
Bagi yang suka kopi manis, ada sweet jengkis dan flamingo yang disediakan di cafe ini. "Dua minuman dengan basic kopi ini menjadi khas dan favorit pengunjung," jelas Irsad.
Selain kopi, juga ada beberapa menu yang menjadi daya tarik. Menu khas, yang baru yakni salted egg chicken wings (swiwi telur asin, red). Menu di cafe ini tiap bulan berubah. "Bulan April, menu yang ditawarkan antara lain salted egg chicken wings, fish and chip, dan fries. Ada juga smoke BBQ, daging sapi lokal yang di-smoke menggunakan metode low and slow. Smoke BBQ ini hanya dikeluarkan pada momen tertentu," beber Irsad.
Baca Juga: 5 Rekomendasi Oleh-Oleh Legend Khas Surabaya yang Wajib Dibawa Pulang saat Mudik Lebaran
Sebelumnya, ada menu american brisket slider dan burrito. Mengapa menu tiap bulan berubah? Pihaknya mengatakan, ingin berinovasi dengan rasa dan sajian yang berbeda. "Kami selalu perbarui menu. Bisa kami tambah atau kurangi. Juga kami buat giliran mana yang menjadi favorit pengunjung," jelas dia.
Menurutnya, orang Surabaya suka hal baru. "Makanya dengan inovasi ini, pelanggan tidak bosan, ini juga yang menjadi ciri khas kami," tuturnya.
Baca Juga: Bakso Bucin Wiyungan Sediakan Es Teh Gratis Setiap Jumat
Sementara untuk sajian kopi, ia menyebut yang paling laris yakni cappuccino dan sweet jengkis. Sedangkan untuk menunya, masih fish and chip yang banyak dipesan.
"Sesuai dengan namanya, Jengki Cafe & Bistro. Konsep kami seperti bistro di Prancis yang menunya selalu berganti tiap hari. Hanya saja waktu kami lebih panjang, satu bulan atau dua bulan sekali berganti menu," kata dia.
Nama Cafe Jengki sendiri terinspirasi pada masa arsitekur tahun 1950-an. Hal ini tidak terlepas dari jurusan pada kuliahnya yakni arsitektur.
Baca Juga: Rekomendasi Rumah Makan di Dekat Stadion Gelora Bung Tomo Surabaya
Jengki mempunya kata dasar yakni "yankee". "Mungkin kata serapan yang disederhanakan menjadi Jengki," ungkapnya.
Makanya mebel, interior dan musiknya pun, kata dia, disesuaikan pada tahun 50an. Misalnya, sepasang meja dan kursi kayu, radio lama, dan piringan hitam (vinyl) tahun 1950-an yang diputar menggunakan turntable. Namun, desainnya tetap dibuat kekinian yang Instagramable.
Baca Juga: Rekomendasi Restoran di Surabaya yang Sajikan Makan Khas Jawa Timur
Suasana cafe yang tenang, furniture yang klasik dan dindingnya kayu menambah kesan 'adem' juga nyaman.
Konsep seperti ini, merupakan karya Irsad dan ayahnya. Dia menambahkan, suasana cafe memang didesain sedemikian rupa agar memberikan suasana homie. Ia juga mengatakan, konsep ruangan yang dipilih lebih casual namun tidak meninggalkan unsur klasik didalamnya.
"Kita memang membangun suasana yang homie, supaya pengunjung yang datang bisa duduk santai dan nyaman," ungkapnya.
Baca Juga: Dukung Pelaku UMKM, Gus Fawait Hadiri Launching Bakso Bucin Wiyungan
Dia mengatakan, pengunjung cafe berasal dari semua kalangan. Ada anak muda, dewasa hingga orang tua. "Kalau siang biasanya keluarga, sore pekerja kantor, dan malam anak milenial," ujarnya.
Cafe ini buka mulai pukul 12.00 sampai 22.00 WIB. Adapun kopi yang disajikan banyak macamnya mulai dari espresso, cappucino, cafe latte, flat white, americano, piccolo, cafe mocha, affogato serta 2 khas dari cafe ini yakni sweet jengkis dan flamingo. (mid/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News