
PACITAN, BANGSAONLINE.com - Euforia pipa rokok masih terus berlangsung di Pacitan. Masih banyak dari para perokok, baik tua maupun muda yang menggunakan pipa. Selain dinilai ada citra rasa beda, kebanyakan dari mereka mengaku lebih tampil beda dengan menggunakan sambungan pipa.
Seperti halnya Sartono, salah seorang penggemar pipa rokok di Pacitan. Sudah berpuluh tahun, kakek 70 tahun ini tak lepas dari pipa saat menghisap sebatang rokok. Bahkan ia memiliki beragam koleksi pipa rokok. Baik yang terbuat dari gading, kayu, serta bebatuan. Tak lama ini, Sartono malah menemukan sebuah pipa rokok sangat langka yang terbuat dari kayu. Bentuknya menyerupai saksofon atau terompet.
"Kayu ini sangat langka, bahkan umurnya mungkin sudah berabad-abad," terang Sartono seraya menghisap rokoknya dengan sambungan pipa, Sabtu (22/6).
Menurut pensiunan ASN Pemkab Pacitan ini, pipa tersebut terbentuk secara alam. "Saya hanya menambah sambungan pendek agar mudah untuk menghisap. Tapi batang dan moncongnya terbentuk dari alam, menyerupai terompet," jelasnya.
Pipa tersebut diakuinya didapat dari seorang sahabat yang suka pergi ke pesisir pantai untuk menjala. "Pipa langka ini didapat di Pantai Pancer Door. Awalnya terapung di laut, lantas menepi ke pantai. Bisa jadi ini pemberian dari Kanjeng Nyai Roro Kidul," ceritanya. (yun/ns)