​Di PP Amanatul Ummah, Alwi Shihab Bicara Ikhlas Kunci Sukses dan “Janji Suci” Berbangsa

​Di PP Amanatul Ummah, Alwi Shihab Bicara Ikhlas Kunci Sukses dan “Janji Suci” Berbangsa Dr Alwi Shihab (kanan) dan Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim, MA (kiri) dalam acara Rapat Kerja Yayasan Amanatul Ummah Pacet Mojokekrto Jawa Timur, Senin (8/7/2019). foto: bangsaonline.com

“Ya ekstrem yang keras dan ekstrem yang tak berdaya,” kata Alwi Shihab yang meraih dua gelar doktor dari Universitas Temple Amerika Serikat dan Universitas Ain Syam Mesir. “Kita (NU) berada di tengah,” kata Alwi Shihab yang juga meraih gelar master dari Universitas Al-Azhar Mesir dan Universitas Temple Amerika Serikat.

Karena itu, kata Alwi Shihab, warga NU perlu memperbanyak panggung keagamaan Aswaja (Ahlussunnah wal-Jamaah) yang handal. “Bukan hanya yang lokal tapi juga internasional,” kata ayah tiga anak yang pernah mengajar agama Islam di Hartford Seminary dan Harvard Divinity School di Universitas Harvard Amerika Serikat itu.

Menurut dia, peran perguruan tinggi Islam akan sangat menentukan arah perjalanan negara dan bangsa ke depan. Karena itu ia menawarkan peluang beasiswa santri agar bisa terus meningkatkan studinya di luar negeri. “Pemerintah sekarang memberi peluang lewat LPDP,” kata Alwi Shihab yang keturunan Arab Hadhrami dan keturunan Rasulullah SAW tapi tak mau dipanggil Habib ini. LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan) adalah program beasiswa untuk S-2 dan S-3 baik perguruan tinggi dalam negeri maupun luar negeri.

Hanya saja ia mengingatkan salah satu syaratnya adalah penguasaan bahasa Inggris. “Toefl-nya minimal 540 atau 550,” tegas tokoh kelahiran Rappang Sulawesi Selatan 19 Agustus 1946 itu.

Ia juga mengingatkan tentang pentingnya seorang muslim menghargai kesepakatan dalam berbangsa yang ia sebut “janji suci”. Menurut dia, seorang muslim tidak cukup hanya menitik beratkan pada rukun iman dan rukun Islam. Tapi harus menghargai perbedaan karena di Indonesia terdiri dari masyarakat yang beragam agama, yaitu Islam, Hindu, Kristen, Konghucu, dan lainnya.

“Jika seorang muslim sudah mengikat kesepakatan di Indonesia dan melanggar maka dia bukan orang muslim seperti yang digambarkan dalam al-Quran,” katanya sembari mengingatkan tentang contoh buruk negara-negara lain yang kini pecah karena warganya tak menghargai “janji suci” yang sudah disepakati bersama. Negara yang pecah itu, antara lain, Rusia, Yugoslavia, dan negara lainnya.

Sementara Kiai Asep Saifuddin Challim yang memimpin langsung acara dialog itu berharap kehadiran Alwi Shihab bisa memberi banyak masukan terhadap para guru dalam mendidik dan mengajar santri, disamping bisa memperluas jaringan PP Amanatul Ummah ke luar negeri. “Kita kehadiran tamu luar biasa,” kata Kiai Asep Saifuddin Chalim.

Hadir dalam acara itu putra Kiai Asep Saifuddin Chalim yaitu Dr Muhamamd Barra (Gus Bara), Rektor Institut KH Abdul Chalim (IKHAC), Dr Muhiburrahman dan Dr Afif Zamroni (dua-duanya menantu Kiai Asep).

Usai acara, Kiai Asep membawa Alwi Shihab berkeliling menyaksikan lembaga-lembaga pendidikan Islam di bawah Yayasan Amanatul Ummah seperti Madrasah Bertaraf Internasional (MBI) dan sebagainya.

Alwi Shihab ke Jawa Timur selain menjadi nara sumber di Pondok Amanatul Ummah Pacet Mojokerto juga dalam rangka bertemu Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Ia selain didampingi Iksan HB juga membawa Dr Immanuel, seorang investor dari Portugal yang berminat melakukan investasi di Jawa Timur tentang pengadaan air bersih. Karena itu usai dari PP Amanatul Ummah Alwi Shihab dan rombongan langsung menuju ke Gedung Negara Grahadi di Surabaya. (em mas’ud adnan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Sedekah dan Zakat Rp 8 M, Kiai Asep Tak Punya Uang, Jika Tak Gemar Bersedekah':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO