PASURUAN, BANGSAONLINE.com - Para pedagang Pasar Wisata Cheng Hoo semakin dibuat jengkel dengan pengurus paguyuban pedagang setempat. Hal ini setelah mereka mengetahui, bahwa pengurus paguyuban pedagang mengeruk uang sebanyak Rp 24 juta per bulan yang merupakan hasil pungutan dari pedagang
Rp. 24.120.000 juta tiap bulan itu diraup pengurus paguyuban pedagan Pasar Cheng Hoo, dengan rincian 40 pedagang asongan membayar Rp 500.000 ribu per bulan sehingga menghasilkan 10 juta. Kemudian sebanyak 52 stan membayar Rp 130.000 per bulan = 6.700.000. Stan asesoris 190.000x18 = 3.420.000. Stan pedagang buah 200.000x20 = 2.000.000. Sehingga apabila ditotal, rata-rata ada Rp 24 juta uang hasil pungutan dari pedagang.
Baca Juga: Dicurhati Pedagang Pasar Purwosari Makin Sepi Pembeli, Begini Solusi dari Khofifah
Terkait hal ini, Supadi, salah satu pedagang, meminta agar paguyuban pedagang dibubarkan, karena hanya dimanfaatkan oleh segelintir oknum tertentu untuk meraup keuntungan pribadi. Bahkan, Supadi yang juga menjabat Sekretaris I Paguyuban Pedagang menyebut, selama ini pedagang hanya dijadikan sapi perah untuk ditarik pungutan.
"Kita mintak untuk pergantian ulang saja paguyuban pedagang. Selama saya jadi pedagang dan menempati Pasar Wisata Cheng Hoo belum pernah merasakan dampak positif dengan keberadaan paguyuban pasar, yang ada hanya malah mencari keuntungan pribadi yang berlindung di balik nama paguyuban pedagang," terangnya.
"Saya tidak simpatik dengan cara-cara demikian, kalau memang sekretaris II Hari Supriyanto mengatasnamakan Ketua Paguyuban dalam menarik pungutan, semestinya dia ajak ngobrol dulu para pedagang, apa permasalahan pedagang di sini. Dan, setelah itu kita undang pihak pasar untuk duduk bersama memecahkan permasalahan yang ada," urainya.
Baca Juga: Pemilik Kafe di Ruko Gempol 9 Keluhkan Pungutan Rp80 Ribu per Hari, Minta Pertanggungjawaban
"Itu jikalau memang benar pedagang ada masalah. Tapi jika pedagang sudah tenteram menjalankan aktivitas berikut mentaati prosedur yang sudah ada, ya tolong janganlah diprovokasi hingga memicu ketidaknyamanan antar pedagang," jelasnya kepada bangsaonline.com.
"Jika keberadaan paguyuban pasar hanya berdampak kegaduhan, maka bubarkan saja. Kita ganti ulang kepengurusan, mengingat kami pedagang di sini sudah tidak lagi membutuhkan orang-orang yang bersuara lantang, akan tetapi mencari keuntungan pribadi tanpa mengindahkan peraturan yang sudah ada," tambahnya.
Hal senada disampaikan penasihat Pasar Wisata Cheng Hoo, Mukarromah. Ia menilai kinerja Paguyuban Pasar Wisata Cheng Hoo selama ini tidak maksimal. Karena itu, ia juga menyarankan agar kepengurusan paguyuban pedagang dirombak.
Baca Juga: BLPBJ Pasuruan Tegaskan Lelang Revitalisasi Pasar Cheng Hoo Terbuka untuk Umum
"Seharusnya fungsi paguyuban hanya sebatas kepanjangan tangan pedagang. Tapi untuk Paguyuban Pasar Wisata Cheng Hoo Pandaan menurut kami overlap. Dengan kata lain kinerja paguyuban sudah keluar dari ketentuan," jelasnya.
Ia mencontohkan pengurusan ponten yang harus setor 2 juta. "Kita di bawah kan sudah punya petugas dan hal seperti itu kan sudah di luar ranah dari paguyuban pasar. Paguyuban hanya dijadikan tameng, dimanfaatkan untuk meraup kepentingan pribadi dan itu banyak bukti," pungkasnya kepada bangsaonline.com. (ard/par/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News