PAMEKASAN, BANGSAONLINE.com - Pemerintah Kabupaten Pamekasan melalui Dinas Kesehatan menggelar Rembuk Stunting dengan mengambil tema "Strategi Konvergensi Penurunan dan Penangulangan Stunting", di Pendopo Ringgosukowati, Senin (29/07/19).
Stunting atau adalah kondisi gagal tumbuh pada anak berusia di bawah lima tahun (balita) akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang terutama pada periode 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yaitu dari janin hingga anak berusia 23 bulan.
Baca Juga: Satpol PP Kembali Bentrok dengan PKL di Monumen Arek Lancor Pamekasan Usai Demonstrasi Mahasiswa
Sekdakab Pamekasan Totok Hartono yang membacakan sambutan dari Bupati Pamekasan Baddrut Tamam mengatakan, Global Nutrition Report 2016 mencatat bahwa prevalensi stunting di Indonesia berada pada peringkat 108 dari 132 negara.
Dalam laporan sebelumnya, Indonesia tercatat sebagai salah satu dari 17 negara yang mengalami beban ganda gizi, baik kelebihan maupun kekurangan gizi.
Totok menambahkan, di kawasan Asia Tenggara, prevalensi stunting di Indonesia merupakan tertinggi kedua, setelah Kamboja. "Stunting di Jawa Timur hasil Risiko Kesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun 2018 mencapai angka 32,7%," jelasnya.
Baca Juga: Pj Bupati Masrukin Komitmen Jadikan Pamekasan Sebagai Sentra Jagung Utama di Madura
Selanjutnya Totok menjelaskan, stunting prevalensi tahun 2013 di Kabupaten Pamekasan tercatat 42,5℅ di Jawa Timur, tertinggi nomor dua setelah Kabupaten Bangkalan. Sedangkan pada tahun 2018 menurun menjadi 27,67℅.
"Untuk.mengurangi angka stunting ini pemkab mengadakan rembuk stunting," pungkasnya.
Dalam.kesempatan tersebut juga ditandatangani komitmen bersama percepatan penurunan stunting dengan strategi konvergensi penanggulangan dan pencegahan stunting oleh Bupati Pamekasan, Sekdakab, Kadis Kesehatan, dan seluruh instansi yang terkait dalam hal tersebut. (err/ian)
Baca Juga: Usulan RPS untuk ODGJ dan Gelandangan oleh Dinsos ke Pemkab Pamekasan Tak Kunjung Terealisasi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News