BANGKALAN, BANGSAONLINE.com - Sudah lebih dari 5 tahun ini, tumpukan sampah di desa Socah, Petaonan, Telang dan Junganyar Kecamatan Socah Kabupaten Bangkalan belum ada solusi. Sampah-sampah itu hingga saat ini dibiarkan menumpuk dan berserakan di pinggir jalan, hingga menimbulkan bau tak sedap yang menyengat.
Bahkan, pantauan wartawan bangsaonline.com, khusus yang ada di Jl. Raya Desa Socah - Desa Petaonan, tumpukan sampah itu mayoritas berupa popok. Saat ini sampah-sampah itu hanya dibakar, tidak dibuang ke tempat pembuangan akhir sampah.
Baca Juga: DLH Bangkalan: Produksi Sampah Capai 36 Ribu Ton pada 2023
Ketika dikonfirmasi terkait hal ini, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bangkalan Hadari mengatakan bahwa persoalan sampah di Kecamatan Socah bukan wewenang pihaknya.
"Itu bukan termasuk ruang lingkup layanan DLH Bangkalan. DLH ruang lingkupnya hanya di 7 kelurahan Kecamatan Kota Bangkalan dan Kecamatan Kamal," jelas Hadari.
Baca Juga: DLH Bangkalan: RDU dan TPS3R Tak Mampu Atasi Sampah di Perkotaan
"Namun tetap menjadi atensi pemerintah Bangkalan. Ke depan kami akan melakukan kajian. Pemkab Bangkalan melalui DLH akan terus memberikan edukasi kepada masyarakat tata cara kelola sampah," katanya.
Menurutnya, persoalan sampah tidak bisa dibebankan kepada pemerintah saja. "Justru masyarakat yang paling penting terkait sampah. Apa artinya ada regulasi, tapi masih buang sampah sembarangan," tuturnya.
Menanggapi hal itu, Kepala Desa Petaonan Syaiful Bahri, S.Pd mengaku sangat menyanyangkan pernyataan Kepala DLH. Menurut Syaiful, DLH terkesan lari tanggung jawab karena menganggap Socah bukan wilayah kerja DLH.
Baca Juga: Ditolak dari 3 Lokasi, Sampah Tertimbun di Halaman Kantor DLH Bangkalan
"Saya juga warga Bangkalan, apapun alasannya harus dapat diselesaikan oleh DLH walaupun seminggu sekali (sampah diangkut, Red). DLH harus proaktif. Tidak ada istilahnya tidak bisa di-cover karena bukan wilayah Bangkalan. Kalau bukan bagian Bangkalan, terus bagian daerah mana?," cetus Syaiful yang dihubungi bangsaonline.com via telepon.
Ia mengaku sudah pernah melaporkan terkait banyaknya sampah itu kepada Camat dan Pemkab Bangkalan. "Respons camat disuruh tunggu saja. Bahkan ketika rapat di kabupaten sering saya singgung, tapi tetap tidak ada solusi," keluhnya.
"Saya berharap kepada DLH setiap 3 hari sekali datang untuk mengambil sampah tersebut," pungkasnya. (uzi/rev)
Baca Juga: Menumpuk hingga ke Jalan, Halaman Belakang SGB Seperti Wisata Sampah
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News