TUBAN, BANGSAONLINE.com - Akibat tanamannya diserang hama ulat, petani jagung di Desa Bektiharjo, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban mengalami kerugian Rp 14 miliar. Para petani mengalami kerugian karena ribuan hektare lahan pertaniannya terdampak serangan ulat.
"Dari jumlah yang sudah lapor seluas 1.211 hektare tanaman petani dinyatakan mengalami puso atau gagal panen," ujar Sekretaris Desa Bektiharjo, Wirlilik Gundoyo, Minggu (12/1).
Baca Juga: Pemkab Tuban Apresiasi Program CSR Inovatif Si Pandu dan Desi yang Diusung PLN Nusantara Power
Dari hasil pendataan, terdapat 1.346 hektare tanaman jagung yang terkena dampak serangan hama ulat grapyak. 1.211 hektare di antaranya mengalami gagal panen. Dari luasan itu, merupakan milik dari 7 kelompok tani yang berada di Desa Bektiharjo. Total kerugian yang dialami oleh petani jagung dalam bencana ulat ini ditaksir mencapai Rp 14,3 miliar.
"Nilai ini dihitung berdasarkan asumsi harga jagung per kg Rp 3.200. Potensi kehilangan produksi 44.821 kuintal jagung," paparnya.
Untuk membantu meringankan beban kerugian, para anggota kelompok tani di Desa Bektiharjo berharap agar asuransi petani segera direalisasikan di desa ini. Selain itu, juga diharapkan ada tim PHT yang terjun ke lapangan untuk mencari akar permasalahannya.
Baca Juga: Petani Bawang Merah di Tuban Bersyukur Dapat Bantuan Traktor Khusus
"Kami berharap pemerintah ikut membantu penyediaan benih jagung untuk petani. Di samping itu, program SLPHT (Sekolah Lapangan Penanggulangan Hama Terpadu) harus segera direalisasikan," pungkas Wirlilik. (gun/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News