KOTA MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Satpol PP Kota Mojokerto melakukan razia pelajar bolos di semua wilayah Kota Mojokerto dengan menyisir warkop, warnet, dan jalanan, Kamis (16/1).
Dalam razia tersebut, petugas berhasil mengamankan 12 orang pelajar SMA di warkop dan warnet sekitar Taman Narkoba Kecamatan Magersari. Para pelajar ini dengan sengaja bolos dari sekolah masing-masing pada saat jam belajar masih berlangsung.
Baca Juga: Mediasi Dengan Pj Wali Kota Buntu, Eks Pedagang Rejoto segera Lapor Dewan
Kepala Satpol PP Kota Mojokerto Heryana Dodik Murtono mengatakan, kebanyakan dari para pelajar tersebut pergi berangkat dari rumahnya, tapi tidak langsung masuk sekolah.
"Mereka sengaja bermain di warung internet atau di warung kopi pada saat jam pelajaran sekolah," katanya di sela razia.
Ia menambahkan, Satpol PP Kota Mojokerto rencananya juga akan rutin melakukan razia seminggu dua kali. Karena mengingat banyaknya informasi dengan adanya pelajar yang bolos dan nongkrong di warnet atau warkop pada saat jam-jam pelajaran sekolah.
Baca Juga: Kepala Satpol PP Kota Mojokerto dan Lurah Gunung Gedangan Jadi Petugas Damkar Dadakan
"Berikutnya, razia pelajar bolos yang dilakukan Satpol PP akan juga menyisir warkop internet dan warung kopi serta jalanan di seputaran wilayah Kecamatan Prajuritkulon dan Kecamatan Kranggan. Rasia bolos ini dilakukan untuk mengantisipasi masuknya pengaruh kenakalan pelajar yang sekarang lagi menjalar di Kota Mojokerto," kata Dodik, sapaan Kepala Satpol PP Kota Mojokerto.
Selanjutnya, para pelajar bolos yang terjaring razia dikumpulkan di kantor Satpol PP Kota Mojokerto Jalan Bayangkara. Mereka lalu diberikan bermacam-macam pembinaan yang mendidik serta harus menandatangani surat pernyataan untuk tidak mengulangi perbuatan-perbuatan yang tidak terpuji.
Satpol PP juga memanggil para orangtua murid yang membolos untuk mendampingi anaknya saat menerima pembinaan dari petugas.
Baca Juga: Damkar Kota Mojokerto Gelar Simulasi Tanggap Darurat Kebakaran
"Sengaja kami mengundang para orangtua murid yang bolos. Agar para orangtua tersebut lebih proaktif memberikan arahan maupun nasihat terhadap anaknya. Supaya para pelajar cepat sadar dan kembali sebagai pelajar yang baik, dengan kembali mengikuti proses belajar mengajar di masing-masing sekolah," pungkasnya. (ris/ian)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News