Desa Sumbergondo Kota Batu Berpotensi Banjir Bandang, Ini Alasannya

Desa Sumbergondo Kota Batu Berpotensi Banjir Bandang, Ini Alasannya Staf Kecamatan Bumiaji didampingi perangkat Desa Sumbergondo melakukan pengecekan salah satu sungai yang penuh sampah akibat terbawa air hujan dari Tegalsari.

KOTA BATU, BANGSAONLINE.com - Desa Sumbergondo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, dinilai termasuk salah satu daerah yang berpotensi banjir bandang pasca kebakaran Lereng Arjuno dan Welirang, Oktober 2019 lalu. Hal ini disampaikan Didik Suprayogo, Ketua Masyarakat Konservasi Tanah dan Air Indonesia (MKTI) Cabang Jawa Timur dan Sudarto, Dosen Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang

Dalam rilisnya yang diterima BANGSAONLINE.com, Didik menyebutkan kebakaran hutan menjadi salah satu penyebab terjadinya banjir bandang selain longsor. Kebakaran hutan menyisakan cabang, ranting, bahkan pohon tumbang sisa kebakaran. Curah hujan dengan intensitas tinggi, sebagian besar air akan menjadi aliran permukaan yang mampu menghanyutkan dahan dan ranting, yang patah dan jatuh di permukaan tanah.

Baca Juga: Diterjang Banjir, Tembok Singhasari Resort Jebol, 2 Rumah Rusak dan 3 Kendaraan Hanyut

Menurut Didik, dahan dan ranting patah yang terhanyut berpotensi membendung sungai karena adanya penghalang di tubuh sungai. Jika hujan terus berlanjut, bendungan akan meningkatkan permukaan air di sungai.

“Jika bendungan berupa dahan, ranting dan seresah daun tidak mampu lagi menahan air, maka air akan melimpah dan mengalir dengan deras di sepanjang jalur yang dilewatinya. Kondisi ini terjadi di masa lalu, misalnya banjir bandang Singosari, Sumber Brantas, Mojokerto dan Desa Panti Jember,” sebut Didik.

Selain Kota Batu, wilayah lain di Jatim yang berpotensi banjir bandang pasca kebakaran di Lereng Arjuna dan Welirang yakni Kabupaten Mojokerto yang meliputi wilayah Kecamatan Pacet, Desa Pacet, Cepokolimo, Mojokembang, Sumberkembar, dan Jatijajar.

Baca Juga: Pascabanjir Bumiaji, BPBD Kota Batu Lakukan Upaya Pembersihan Material dan Lumpur

Kabupaten Pasuruan meliputi wilayah Kecamatan Prigen, Desa Prigen, Gambiran, Ledug, Sukolilo, Jatiargo, dan Dayurejo. Sedangkan Kabupaten Malang meliputi Kecamatan Singosari, Desa Toyomerto, Ardimulyo dan Candirenggo serta Kecamatan Karangploso, Desa Ngenep dan Tawangargo.

Sekadar diketahui, berdasarkan pantauan citra satelit Sentinel-2 bulan Agustus, September dan Oktober 2019, terekam perkembangan kebakaran di lereng Gunung Arjuna dan Gunung Welirang. Luas areal lahan yang terbakar waktu itu mencapai 2778 ha hingga meluas di lereng Timur, Selatan, dan Barat lereng Gunung Arjuna.

Munculnya potensi banjir bandang di Desa Sumbergondo ini mendapat perhatian serius jajaran perangkat Desa Sumbergondo dan kalangan DPRD Kota Batu. Menurut Yusron Ubaidilah, Kaur Perencanaan Desa Sumbergondo, belum lama ini pihak Kecamatan Bumiaji bersama perangkat desa sudah melakukan survei ke lokasi hutan bekas kebakaran dan jurang pusung lading.

Baca Juga: Diguyur Hujan Deras, Bumiaji Kota Batu Diterjang Banjir

"Ya, benar. Pihak kecamatan bersama perangkat sudah melakukan pengecekan ke lokasi hutan bekas kebakaran. Namun, saya belum mendapatkan hasil dari survei tersebut," ujar Yusron Ubaidilah kepada BANGSAONLINE.com, Selasa (4/2).

Berdasarkan pengamatannya, kondisi sungai di Tegalsari, Sumbergondo masih memprihatinkan. Banyak sampah yang berasal dari ranting-ranting kering yang menutupi badan sungai.

"Lumayan banyak mas sampahnya. Ranting dan sampah-sampah lainnya itu terbawa air hujan dari wilayah Tegalsari," ungkap Yusron.

Baca Juga: Akibat Hujan Deras, Banjir dan Longsor Landa Sejumlah Wilayah Kota Batu

Belum lama ini, Pemerintah Kota Batu sudah mengadakan penanaman pohon bersama para pejabat di lingkungan Pemkot Batu dan masyarakat sekitar di Desa Sumberbrantas. Bahkan, perwakilan perangkat Desa Sumbergondo juga mengikuti penanaman pohon tersebut. Pohon yang ditanam adalah bibit pohon cemara udang.

Sementara itu, Sudiono, anggota Komisi C DPRD Kota Batu meminta warga Desa Sumbergondo selalu waspada kalau ada hujan deras dan rentangnya lama. Ia juga meminta petugas BPBD tanggap untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.

"BPBD harus aktif memberikan informasi kepada masyarakat sehubungan dengan ancaman ini. Mulai proses evakuasi, titik kumpulnya di mana bila terjadi bencana. Selain itu mengkoordinir atau membentuk tim tanggap bencana baik dari masyarakat atau relawan," ucap Sudiono.

Baca Juga: Rawan Sebabkan Banjir Bandang, Reboisasi di Lereng Gunung Arjuno Harus Segera Dilakukan

Politikus PKB ini juga minta kepada instansi terkait dibantu warga untuk menggalakkan reboisasi dan melarang keras penebangan pohon, baik untuk pertanian, lebih-lebih adanya illegal logging.

"Peran serta masyarakat untuk menjaga dan melestarikan hutan di lereng Arjuno sangat penting. Tidak kalah pentingnya juga jangan ada lagi penambahan tetelan atau pembukaan lahan pertanian baru," terangnya. (asa)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO