BANGSAONLINE.com – Ratusan murid SD berhamburan dari kelas masing-masing, berjubel di lorong depan kelas mengantre tangga, menyebabkan murid berjatuhan dari lantai 3. Sebanyak 14 murid tewas. Usut punya usut, ini dikarenakan guru yang sedang marah dan memukuli murid-murid.
Kejadiannya di sekolah dasar Kakamega, Kenya.
Baca Juga: RSUD Pamekasan Minta Masyarakat Waspadai Varian Omicron, ini yang Harus Dilakukan
Polisi menyelidiki penyebab kerumunan siswa panik menjelang jam pulang sekolah sekitar pukul 5 sore. Polisi akhirnya menutup sekolah dan menginterogasi para guru.
Gambar-gambar yang disiarkan oleh media lokal menunjukkan orang tua berkumpul di depan ruang gawat darurat rumah sakit di kota, menunggu berita tentang anak-anak mereka.
Menteri Pendidikan Kenya, George Magoha mengatakan kepada Citizen TV bahwa 14 anak-anak, yang diyakini sebagian besar di kelas lima, berusia antara 10 dan 12 tahun, telah meninggal.
Baca Juga: Efek Obat Malaria, Mahasiswi Cantik Buka Pintu Pesawat dan Tewas
Salah satu ibu anak-anak menyalahkan para guru. "Mereka yang selamat mengatakan bahwa mereka berlari karena ada guru yang memukuli mereka, dan itulah sebabnya mereka panik, terjadi kerumunan dan saling dorong, melarikan diri, dan jatuh satu sama lain," kata ibu itu dalam sebuah wawancara dengan media lokal.
Hukuman fisik dilarang di Kenya.
Surat kabar Daily Nation mengatakan, beberapa anak jatuh dari lantai tiga gedung sekolah ketika mereka berlari. "Ketika anak-anak pulang dari sekolah, ada desakan saat mereka menuruni tangga," kata Peter Abwao, juru bicara Palang Merah Kenya.
Baca Juga: Peringati HUT RI di Kongo, Satgas TNI Konga Gelar Karya Bakti dan Lomba Agustusan
"Ini adalah bangunan tiga lantai, itu adalah blok kelas," tambahnya.
Sekolah dasar Kakamega belum memberikan pernyataan terkait kejadian itu.
"Kami sangat terpukul dengan tragedi yang menimpa sekolah dasar Kakamega malam ini," kata Wakil Presiden Kenya William Ruto, dalam sebuah posting di Twitter. "Doa, cinta, dan pikiran kami kepada keluarga dan kerabat para korban."
Baca Juga: Wali Kota di Zambia Kompori Anti China, Pabrik Pakaian Milik China Dibakar, Pemilik Dibunuh
Palang Merah mengatakan bahwa mereka sedang menyiapkan layanan dukungan psikologis, serta membantu kerabat menemukan siswa yang berpotensi terkena dampak.
Palang Merah mengatakan 39 siswa telah dirawat di rumah sakit.
Tim Ambulans St John mengatakan, setidaknya 14 siswa telah terbunuh dan lebih dari 50 terluka, termasuk dua yang berada di unit perawatan intensif. Sekitar 37 orang telah dirawat dan dipulangkan dari rumah sakit.
Baca Juga: Isabel Dos Santos, Perempuan Terkaya di Afrika, Asetnya Dibekukan karena Dugaan Korupsi
Tragedi itu terjadi dua hari setelah 20 orang terbunuh dalam sebuah kegaduhan di sebuah kebaktian gereja Kristen evangelis terbuka, di perbatasan di Tanzania.
Agence France-Presse, Reuters, dan the guardian berkontribusi pada laporan ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News