KOTA BATU, BANGSAONLINE.com - Sejumlah sopir jalur Batu-Sumberbrantas (BS) mengeluhkan kebijakan pemerintah meliburkan siswa mulai tingkat PAUD sampai SMA/SMK hingga tanggal 29 Maret mendatang. Sebab, hal itu berdampak pada pendapatan mereka.
Pasalnya, selain penumpang umum, selama ini mereka juga mengandalkan penumpang dari kalangan pelajar.
Baca Juga: 978 Sopir Angkot dan Tukang Ojek di Kota Batu Dapat BLT BBM
"Ini pengaruhnya akan berdampak besar bagi pendapatan kami. Tapi mau bagaimana lagi, penyebaran virus corona memang sulit dideteksi. Belum diliburkan saja pendapatan kami kadang sudah rugi, apalagi setelah diliburkan ini," ujar Suwaji, salah seorang sopir mikrolet jalur BS, Senin (16/3).
Ia mengatakan persentase penumpang dari kalangan pelajar sekitar 70 persen. Ditambah lagi, saat ini mereka harus bersaing dengan para ojek online yang marak di Kota Batu.
Kondisi ini dibenarkan Ketua Paguyuban Pengemudi Batu Sumberbrantas (PPBS) Heri Junaidi. Menurutnya, ketiadaan penumpang dari kalangan pelajar ini berdampak pada turunnya pendapatan para sopir hingga sebesar 80 persen.
Baca Juga: Mengapa Aturan Durasi Karantina Sering Berubah-ubah?
"Kondisi ini sangat berat bagi kami. Pengaruh libur panjang ini sangat mengurangi jumlah pendapatan para sopir. Bisa-bisa turun sampai 80 persen. Tidak hanya itu, bisa jadi kami tidak bisa setoran jika pendapatannya hanya sekitar Rp 20 ribu per hari," ungkap Heri Junaidi.
Menurutnya, penurunan pendapatan para sopir juga dipengaruhi oleh semakin berkurangnya tingkat kunjungan wisatawan ke Kota Batu akibat virus corona.
"Terus terang, persentase penumpang dari kalangan pelajar bisa mencapai 70 persen, dan sisanya 30 persen adalah penumpang umum. Biasanya mereka para tamu dari luar daerah. Lah, sekarang kunjungan mereka ke Batu sudah berkurang," terangnya.
Baca Juga: Rasional, Madu, Air Zam-Zam dan Kurma Tangkal Virus Corona, Ini Paparan Kiai Asep
Ia menyampaikan, jumlah armada jalur BS saat ini sebanyak 70 unit. Rata-rata pendapatan sopir per hari hanya Rp 90 ribu. Setor ke pemilik angkot Rp 50 ribu, sehingga tiap sopir hanya mengantongi uang Rp 40 ribu per hari. "Itu pun belum dipotong buat uang makan dan rokok," pungkasnya. (asa/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News