JOMBANG, BANGSAONLINE.com - KH Abdul Hakim Mahfudz (Gus Kikin), Pengasuh Pesantren Tebuireng Jombang Jawa Timur, memutuskan memulangkan ribuan santri ke rumahnya masing-masing untuk menghindari sebaran virus Corona atau Covid-19. Namun, para santri itu akan tetap mengikuti pelajaran karena para ustadz atau guru mereka memberikan tugas secara online.
Kenapa santri dipulangkan? Ustadz Ahmad Said Ridlwan, salah satu koordinator santri di komplek Salaf Pesantren Tebuireng, menyebutkan di grup WhatsAap (WA) wali santri, karena faktor bahaya virus. Sedang santri berjubel. Menurut dia, ini keputusan final Gus Kikin sebagai pengasuh Pesantren Tebuireng.
Baca Juga: Pertama di Indonesia, Pentas Wayang Perjuangan Hadratussyaikh, Dalang Ki Cahyo Kuntadi Riset Dulu
“Semua santri diizinkan pulang, baik di zona merah maupun di zona hijau. Baik yang luar Jawa maupun di Jawa,” tulis Ustadz Ahmad Said Ridlwan menjawab pertanyaan para wali santri di grup tersebut. Rabu (25/3/2020). Ia juga mengatakan, bahwa keputusan itu berdasarkan Rapat Koordinasi Pengurus Pembina Pondok Putra Pesantren Tebuireng, Selasa (24/03/2020).
Semula PesantrenTebuireng hanya akan memulangkan para santri yang wilyahnya tidak masuk zona merah. “Kalau yang di zona merah kita tidak memaksakan pulang. Kegiatan santri kita sedang susun. Mudah-mudahan tidak ada kevakuman di pondok,” kata Gus Kikin kepada BANGSAONLINE.com, Selasa (24/3/2020) malam.
Namun, rapat terakhir pengasuh (Gus Kikin) bersama para pengurus Pesantren Tebuireng memutuskan memperbolehkan semua santri pulang, termasuk yang rumahnya masuk wilayah zona merah.
Baca Juga: Polemik Nasab Tak Penting dan Tak Ada Manfaatnya, Gus Fahmi: Pesantren Tebuireng Tak Terlibat
Memang, semula banyak wali santri yang minta agar anaknya tetap di pondok dan tak dipulangkan. Terutama para santri berasal dari luar Jawa seperti Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan lainnya. Begitu juga para santri yang wilyahnya masuk zona merah. Mereka merasa lebih aman jika anaknya tetap berada di pondok. “Kalau di rumah anak-anak pasti masih berinteraksi dengan teman-temannya di kampung. Kalau di pondok mereka bisa tetap mengaji dan mengikuti pelajaran,” kata salah satu wali santri.
Namun penyebaran virus corona yang cenderung cepat, akhirnya Gus Kikin bersama pengurus memutuskan memulangkan mereka. Lalu bagaima teknis pemulangan mereka? Pesantren Tebuireng akan melakukan secara bertahap dan ketat.
Selama dua hari ini Pesantren Tebuireng mengatur pemulangan santri dari wilayah Jawa Timur. Mereka ini wajib dijemput oleh orang tua atau keluarganya.
Baca Juga: Tambah Wawasan soal Dunia Jurnalistik, Siswa SMA AWS Kunjungi Kantor HARIAN BANGSA dan BANGSAONLINE
Sedang untuk pemulangan santri wilayah Jakarta, Jateng, Banten dan Jabar menggunakan bus yang sudah disediakan pondok. Pesantren Tebuireng menyiapkan 14 armada bus lewat tol. Setiap bus ada dua orang penanggungjawab yang akan mengawal para santri.
“Walisantri dimohon mematuhi jadwal penjemputan yang sudah ditentukan. Boleh pulang ke rumah saudara, dengan catatan dijemput dan telah dikonfirmasi ke walisantri,” tulis Ahmad Said Ridlwan. “Santri hanya boleh keluar pondok jika walisantri sudah tiba di tempat penjemputan (parkir Makam Gus Dur),” katanya. Menurut dia, pengurus juga menyiapkan surat pengantar (surat izin pulang) resmi dari Pesantren Tebuireng. Dan surat inilah yang menjadi pegangan legal kepulangan santri.
Sementara untuk pemulangan santri luar Jawa akan dibahas lebih lanjut. (MA)
Baca Juga: Profil HARIAN BANGSA, Koran Lokal Jawa Timur, Kiai Jadi Pelanggan Setia Sejak Terbit Perdana
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News