Seperti pada ayat kaji ini. Disebutkan, sebagian mereka berkata: "bahwa jumlah personal pemuda goa sebanyak lima orang dan yang ke enam adalah anjing mereka. Ayatnya berbunyi: ... Khamsah, Sadisuhum Kalbuhum. Atau ada empat orang: A, B, C, dan saya yang ke empat. Bahasa arabnya: .. Ana al-Rabi'.
Untuk angka belasan atau 'adad murakkab yang harus dibentuk ikut wazan "FA'IL" hanya shadr (angka satuan)nya saja. Jadinya: al-Hady, al-Tsany, al-Tsalits, al-Tasi'). Sedangkan 'ajz atau angka puluhannya (asyrah, asyar) tetap. Contoh, orang yang ke lima belas. ".. al-khamisah 'Asyar atau al-Khamis 'Asyrah". Mudzakar and mu'annatsnya dilihat al-ma'dud yang mendampingi.
Tentang i'rab (bacaan) pada 'adad murakkab ini harus Mabni 'ala al-fath, dibaca fathah semuanya, baik shadr maupun 'ajz. Jadinya "al-khamisa 'asyrata" atau "al-Khamisata 'Asyra.
Cara membaca huruf "SYIN" pada angka sepuluh ( A SY R ). Pertama, jika fungsinya sebagai 'adad mufrad (sepuluh), maka dibaca sukun jika mudzakkar, 'ASYR (tanpa ta' marbuthah). Contoh : 'asyru muslimat (sepuluh wanita muslimah). Dan dibaca fathah jika mu'annats, asyarah (ada ta' masbuthah). Contoh : 'asyArah muslimin (sepuluh pria muslim).
Kedua, jika kata "sepuluh" tersebut berada pada 'adad murakkab (angka belasan), maka dibalik. Dibaca fathah (AsyAr), bentuk mudzakkar. Contoh : "... Ahada 'ASYARA kaukaba" (sebelas bintang) dan dibaca sukun, "aSYrah, asyrata", bentuk mu'annats. Contoh : "khams 'asyrata muslimah/tan", lima belas wanita musliah.
Untuk angka puluhan (al-uqud) tetap, baik dipakai untuk hitungan jumlah biasa atau fungsi wazn fa'il. Baik untuk cowok maupun cewek. Sama saja. Hum 'Isyrun (mereka berjumlah 20). Ana al-'Isyrun (saya orang yang ke 20). Al-arba'un (yang ke 40), al-tis'un (yang ke 90). Begitu pula angka ratusan dan ribuan tetap. al-mi'ah (yang ke seratus). al-alf (yang ke seribu) dan seterusnya.
Jika ada tambahan angka satuan, maka angka satuannya saja yang dibentuk wazan "FA'IL". Misalnya, "bab yang ke 22". Bahasa Arabnya : al-bab al-tsani wa al-isyrun. "Istri yang ke 99", al-zawjah al-tasi'ah wa al-tis'un. Mudzakkar dan muannatsnya disesuaikan sesuai kaedah 'ada mufrad.
Terakhir adalah cara menempatkan 'adad 'ala wazn fa'il pada deretan 'ada biasa. Yaitu : Harus berada di dalam lingkup deretan itu. Misalnya: anak yang ke satu, ke dua, ke 3, ke 4, ke 5 dari LIMA bersaudara. Ana Khamis Khamsah. Atau sambung, seperti : saya anak yang ke 6 dari 5 bersaudara (.. Sadis Khamsah). Kalau pisah (munqathi'), seperti :" ..yang ke 9 dari 7 orang. (..Tasi'u Sab'ah..), maka tidak boleh. Lughah cacat.
*Dr. KH. A Musta'in Syafi'ie M.Ag adalah Mufassir, Pengasuh Rubrik Tafsir Alquran Aktual HARIAN BANGSA, dan Pengasuh Pondok Pesantren Madrasatul Qur’an (MQ), Tebuireng, Jombang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News