KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Kewajiban memakai masker berlaku untuk semua orang dan semua profesi. Namun, susah untuk petugas parkir. Sebab, ia harus meniup peluit. Maka, pengrajin masker tenun ikat Kota Kediri berkreasi membuat masker yang dilengkapi ritsleting.
Ide itu tercetus dari perhatian Pemkot Kediri pada juru parkir. Setiap kali bertugas, ia harus membuka maskernya dan menggantungkannya di leher, karena tidak bisa meniup peluit. Maka, dibutuhkan masker yang bisa dimasuki peluit tanpa harus melepaskannya.
Baca Juga: Bupati Kediri Dirikan Rumah Kemasan untuk Pelaku UMKM
“Saya minta pengrajin masker dari tenun ikat kediri untuk membuat masker beritsleting. Jadi bisa dibuka bila pakai peluit,” kata Nur Muhyar, Plt. Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian. Realisasinya, Disperdagin memesan 50 buah masker sebagai percobaan.
“Tujuannya, agar penenun tetap berproduksi, penjahit tetap mendapatkan order,” tambah Nur Muhyar. Terbukti, upaya pemesanan masker ini bisa menggerakkan perekonomian para penenun dan penjahit. Apalagi pada masa pandemi, orderan sangat sepi. Bahkan beberapa pesanan yang sudah dibuat pun tidak diambil karena PSBB dan kegiatan tertunda.
“Awalnya pas melihat, wah ini cukup rumit. Jadi tidak bisa cepat, karena belum terbiasa,” kata Erwin, pemilik usaha Tenun Bandoel di sentra tenun ikat Bandar Kidul, Kecamatan Mojoroto, Sabtu (13/06). Dan tak lama pun, pesanan masker itu jadi.
Baca Juga: Debat Publik Terakhir KPU Kediri Sukses, Dhito Kenakan Sepatu Produk UMKM
Rupanya, setelah membuat masker pesanan Disperdagin, Erwin tertantang untuk membuat masker yang beda dengan yang sudah ada. Sebelumnya, dari Pemkot sudah memesan masker lipat. Jumlahnya ribuan.
Tak hanya itu, menurut Erwin, Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar memberi tantangan kepada para pengrajin untuk membuat masker yang berbeda. Erwin pun membuat masker dengan desain unik dan bentuknya beda dengan masker tenun ikat yang sudah ada. Bukan masker lipat, melainkan masker dengan 3 lapis, salah satunya dengan kain kapas. Pun dalam pemotongan, Erwin sangat memerhatikan motif, sehingga bisa bersambung bila jadi masker.
“Karena mencocokan motif, maka kalau masker lipat selembar tenun bisa jadi 60 buah, kalau masker saya hanya jadi 35 buah,” terang Erwin.
Baca Juga: Menko Marves Resmikan Bandara Dhoho, Pemkab Kediri Dorong Percepatan Sarpras Pendukung
Karena bahan yang dibutuhkan lebih banyak, maka Erwin membandrol harga lebih. Satu lembar masker dibanderol Rp 20.000,-, sedang untuk masker beritsleting seharga Rp 25.000,-. Erwin juga menjual melalui akun medsos, dan ternyata peminatnya banyak. Masker yang ia buat laris manis. “Sehari kalau desain yang seperti ini hanya bisa bikin 50 buah dengan 2 penjahit,” kata Erwin.
Pemkot Kediri dengan berbagai upaya memang terus membangkitkan UMKM pada era pandemi ini. Melalui pemesanan langsung dan juga promosi. (uji/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News