PCNU Nganjuk Bingung, MUI Anggap Syiah Terlarang, PBNU Anggap Saudara

PCNU Nganjuk Bingung, MUI Anggap Syiah Terlarang, PBNU Anggap Saudara Foto: depoklik.com

BangsaOnline-Dewasa ini makin banyak lembaga dan pertemuan kiai yang intinya untuk memperkuat paham Ahlussunnah Wal Jamaah (Aswaja) sekaligus antisipasi serangan paham Syiah, Wahabi dan Islam Liberal. Ahad lalu (11/1/2015) di Pesantren Bahrul Ulum Tambak Beras Jombang digelar Halaqah Forum Silaturrahim Kiai dan Pengasuh Pesantren NU se-Jawa Timur. Temanya sangat mengena: Mengembalikan NU pada Ruhnya.

Acara yang dihadiri para rais Syuriah dan ketua Tanfidziah PCNU serta pengasuh pesantren se-Jawa Timur itu membahas serangan dahsyat Syiah, Wahabi dan Islam Liberal. “Kini banyak sekali ma’had Wahabi di kota-kota seluruh Indonesia,” kata KH Muhyiddin Abdusshomad, Rais Syuriah PCNU Jember dalam paparannya selaku nara sumber.”Tapi kiai-kiai banyak yang tidak merasa,” tambahnya.

Baca Juga: Mitos Khittah NU dan Logika Kekuasaan

Begitu juga Syiah. Kini banyak sekali agen-agen Syiah yang bergerak di kantong-kantong NU. Kiai Muhyiddin mencontohkan kasus Syiah di Sampang. “Di Sampang itu hanya dalam waktu singkat, Syiah sudah hampir menguasai separuh Sampang,” kata Kiai Muhyiddin yang banyak menulis buku tentang Aswaja.

Menurut dia, ketika Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari mendirikan NU pada tahun 1926, itu adalah antisipasi dan menjaga serangan paham luar terhadap paham Aswaja. Padahal, waktu itu, Syiah masih berada dalam lingkup Persia. Begitu Wahabi saat itu masih ada di Saudi Arabia. “Sekarang Syiah dan Wahabi sudah berada di sekeliling kita,” kata Kiai Muhyiddin mengingatkan tentang ekspansi dua paham tersebut ke Indonesia terutama kedalam NU. Karena itu ia mempertanyakan rasa kepedulian para kiai terhadap paham Aswaja jika kini tak tergugah semangatnya untuk bangkit melawan gerakan Syiah dan Wahabi yang kini gencar masuk ke NU.

Menurut Kiai Muhyiddin, strategi dakwah Syiah dan Wahabi berbeda. “Kalau Syiah sangat santun sehingga kiai-kiai NU tak terasa. Kalau Wahabi kasar dan langsung menyerang salawat sehingga kiai langsung bisa merasakan,” katanya. Karena itu Syiah kadang lebih berbahaya karena gerakannya tak terdeteksi.

Baca Juga: Penganut Wahabi Ingin Kalahkan Kiai Asep, Minta Doa Kaya dan Sukses, Janji Istiqomah di NU

Rais Syuriah PBNU KH Hasyim Muzadi mengaku punya pengalaman aneh dan mencemaskan. Suatu ketika ia turba ke Jawa Barat. Ia mengedarkan daftar pertanyaan kepada sejumlah pengurus PCNU di Jawa Barat. Salah satu pertanyaannya terkait dengan paham Aswaja. “Ada yang bilang Aswaja sekarang sudah tak diperlukan lagi. Padahal ia pengurus NU,” katanya heran. Karena itu ia minta agar Aswaja terus diperkuat.

Sementara dalam sesi tanya jawab, Rais Syuriah PCNU Nganjuk KH Ahmad Baghowi mengaku bingung karena sikap PBNU yang cenderung pro Syiah. “Sepengetahuan saya MUI memutuskan bahwa Syiah adalah ajaran terlarang. Gubernur Jawa Timur juga memutuskan bahwa di Jawa Timur ajaran Syiah dilarang. Tapi saya lihat di tayangan TV PBNU menyatakan bahwa Syiah adalah saudara ktia dan tak ada perbedaan dengan kita. Dan itu atas nama PBNU. Saya kan bingung,” katanya. Ia minta agar kitab-kitab Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari diwajibakan untuk dipelajari, mulai dari PWNU sampai PCNU dan ranting. Sebab gejala pendangkalan Aswaja semakin terasa.

Dalam forum pertemuan kemarin para kiai juga sempat menyebut beberapa kriteria kandidat Rais Aam Syuirah dan ketua umum Tanfidziah PBNU. Antara lain, harus punya integritas dan amanah, ketokohan secara nasional, punya wawasan luas tentang kesejarahan NU dan visi tentang NU masa depan.

Baca Juga: Ribuan Massa Geruduk Polres Pamekasan Tuntut Penjarakan Ustadz Yazir

Kandidat juga harus mampu menjaga martabat NU, komitmen dalam menjalankan Qonun Asasi Hadratussyaikh Hasyim Asy'ari, memiliki kemampuan kepemimpinan dan managemen, istiqamah menjaga netralitas NU dalam politik praktis dan tidak punya beban masa lalu serta profesional. Dan yang paling penting harus bersih dari pengaruh Syiah, Wahabi dan Islam Liberal.

Dalam forum ini hadir sebagai pembicara, pengasuh Pesantren Tebuireng KH Ir Salahuddin Wahid (Gus Solah), Rais Syuriah PBNU KH Hasyim Muzadi, dan Rais Syuriah PCNU Jember KH Muhyiddin Abdusshomad. (ma)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Mobil Dihadang Petugas, Caketum PBNU Kiai As'ad Ali dan Kiai Asep Jalan Kaki ke Pembukaan Muktamar':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO