SURABAYA, BANGSAONLINE.com - KH Ahmad Hasyim Muzadi menegaskan bahwa Partai Komunis Indonesia (PKI) saat berjaya secara politik telah menguasai empat bidang strategis di Indonesia. Yaitu bidang militer, politik, eknomi, dan kebudayaan.
Menurut Kiai Hasyim Muzadi, pada 1964 PKI telah menyiapkan dewan revolusi dari pusat hingga daerah. “Buruh dan petani dipersenjatai. 100 ribu pucuk senjata disiapkan oleh Republik Tiongkok. Tinggal ngambil,” kata Ketua Umum PBNU dua periode itu dalam Acara Tabayun Kebangsaan Pemberontakan PKI 1948-1965 di Mata NU dan GP Ansor di Jakarta yang kini rekamanya di YouTube beredar luas.
Baca Juga: Kenapa Prabowo Tak Pernah Mau Gandeng Cawapres Kader NU
Kiai kaya humor itu juga mengungkapkan bahwa PKI selalu meneror umat Islam. “(Mereka) mengganggu orang salat,” kata anggota Wantimpres era Presiden Jokowi itu. “PKI merongrong Islam, kaum muslimin dan Pancasila untuk mengambil alih Indonesia,” tegasnya.
Saat peristiwa itu terjadi, Kiai Hasyim mengaku berusia 18 tahun. Ia baru saja keluar dari pondok pesantren dan mau masuk perguruan tinggi. Jadi Kiai Hasyim tahu betul tentang kekuatan dan kekejaman PKI. Saking kuatnya, bahkan saat itu Kiai Hasyim tak menyangka PKI akan kalah.
Tapi, kata Kiai Hasyim, sehebat-hebat mereka merekayasa, tetap Allah SWT yang lebih canggih. “Wamakaru makarallah. Wallahu khoirul makirin,” kata Kiai Hasyim mengutip Al-Quran Surat Ali ‘Imran ayat 154 yang artinya: Orang-orang kafir itu membuat rekayasa atau tipu daya, dan Allah membalas tipu daya mereka. Dan Allah sebaik-baiknya pembalas tipu daya.
Baca Juga: Situs Persada Sukarno Minta Pemerintah Bentuk Tim Kajian Hari Peristiwa G30S/PKI
Kiai Hasyim juga menceritakan tentang PKI yang secara agresif menggunakan budaya atau kesenian sebagai media agitasi. Mereka mendirikan Lekra, lembaga kesenian yang menangani aktivitas budaya atau kesenian PKI. Menurut dia, ludruk (Jawa Timur) saat itu dikuasai oleh Lekra. Sehingga lakon-lakon yang dipentaskan selalu merendahkan agama Islam.
Ia menyebut lakon ludruk saat itu, antara lain, berjudul: Matinya Gusti Allah, Gusti Allah Mantu, dan Nabi Muhammad Minta Pensiun. “Jadi hujatan-hujatan terhadap agama Islam luar biasa,” kata pendiri pondok pesantren Al-Hikam Malang dan Depok Jawa Barat itu. Karena itu lalu lahir UU no 1/1965/larangan menghujat agama.
Menurut Kiai Hasyim, salah satu ciri khas PKI adalah kelihaiannya dalam memutarbalikkan opini. Ia mencontohkan organisasi bikinan PKI yaitu Barisan Tani Indonesia (BTI). “BTI itu kerjanya mengapling-ngapling tanah milik orang lain,” jelasnya. Menurut dia, dalam paham komunisme proletar, rakyat tak boleh memiliki tanah secara pribadi. Semua diambil Negara. “Tapi kalau di depan orang Islam mereka bilang BTI itu Barisan Tani Islam,” kata Kiai Hasyim Muzadi.
Baca Juga: Aksi Damai DPW FPI Tolak LGBT Direspons Positif DPRD Pamekasan
Karena itu jangan heran, jika sekarang para PKI berusaha dengan berbagai cara untuk menghilangkan jejak dan membuat opini seolah-olah mereka yang didzalimi. Mereka bahkan menuntut pemerintah minta maaf dan bayar ganti rugi. “Pemerintah tak ada hak untuk minta maaf dan tidak ada kewajiban untuk minta maaf,” tegasnya.
Kiai Hasyim juga mengungkapkan perilaku PKI dalam bidang ekonomi. Menurut dia, PKI selalu memprovokasi para buruh agar bentrok dengan majikan atau pengusaha. Konsekuensinya, ekonomi terganggu. Saat ekonomi terganggu itulah rakyat gampang digiring sesuai kepentingan PKI.
Yang sangat mengerikan, Kiai Hasyim mengungkap soal niat jahat dan keji PKI. Menurut Kiai Hasyim, PKI merencanakan pembunuhan besar-besaran terhadap para kiai dan petinggi militer. Bahkan PKI telah menyiapkan lubang-lubang tanah yang digali di berbagai tempat. “Tapi alhamdulilllah, lubang-lubang itu diisi oleh mereka sendiri,” kata Kiai Hasyim Muzadi.
Baca Juga: Banyak Politisi Minta Dipanggil Gus, Apa Arti Gus? Ini kata Gus Dur yang Bikin Ngakak
Saat terjadi pemberontakan G/30S/PKI, mereka dibunuh oleh rakyat Indonesia. (tim)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News