Diserang Tikus, Ratusan Hektare Padi Petani Lamongan Gagal Panen

Diserang Tikus, Ratusan Hektare Padi Petani Lamongan Gagal Panen Bupati Fadeli saat memimpin pembasmian hama tikus bersama Kapolres dan Dandim 0812.

LAMONGAN, BANGSAONLINE.com - Ratusan hektare lahan padi di Kabupaten Lamongan, mengalami puso atau gagal panen akibat serangan hama tikus.

"Masih banyaknya keluhan petani terkait serangan hama tikus, saya minta Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura, dan Perkebunan (DTPHP) proaktif turun ke masyarakat mengatasi hama," ujar Bupati Lamongan, Fadeli saat memimpin gerakan pengendalian hama tikus di Desa Kebet, Lamongan, Selasa(7/7/2020).

Baca Juga: Pemkab Lamongan Bangun 35 Titik Sumur Bor untuk Petani Tembakau Melalui DBHCHT

Menurut Fadeli, untuk hama tikus sebenarnya sudah dicarikan solusi. Pemkab Lamongan melalui Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura, dan Perkebunan sudah menyediakan bantuan obat untuk hama tikus. ”Memang sudah kita sediakan, tapi banyak masyarakat yang belum tahu caranya untuk membasmi (hama tikus) yang jitu,” ujarnya.

Turut hadir dalam acara tersebut, Wabup Kartika Hidayati, Sekda Yuhronur Efendi, Kapolres AKBP Harun, Dandim Kolonel Inf. Sidik Wiyono, Kepala OPD, dan sejumlah pejabat Pemkab Lamongan.

Berdasarkan data dari Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan (DTPHP) Kabupaten Lamongan, lahan padi yang mengalami puso mencapai 426 hektare.

Baca Juga: Lewat Metode Budi Daya Greenhouse, Produksi Melon di Lamongan Meningkat

Kepala Dinas TPHP Lamongan, Rudjito menyebutkan, lahan tanaman padi yang mengalami puso tersebut berada di dua kecamatan, yakni Kecamatan Maduran dan Kecamatan Tikung.

"Di Kecamatan Maduran seluas 49,7 hektare, sementara di Kecamatan Tikung 377 hektare," kata Rudjito, Selasa (7/7/2020).

Akibat lahan padi yang mengalami puso di dua kecamatan tersebut, kerugian yang dialami petani mencapai Rp 3,836 miliar lebih, dengan rincian kerugian petani Kecamatan Maduran sebesar Rp 403,5 juta lebih dan Kecamatan Tikung mencapai Rp 3,087 miliar lebih.

Baca Juga: Pemuda di Lamongan Tewas Diracun usai Tagih Janji ke Temannya

Beruntung lahan pertanian yang mengalami puso tersebut, kata Rudjito, sudah diasuransikan sehingga kerugian yang dialami petani dapat diminimalisir.

"Tanaman yang terserang tikus dan gagal panen seluas 426 hektare sudah mengajukan klaim ke Jasindo, dengan total ganti rugi sebesar Rp 2,556 miliar," ucap Rudjito.

Selain mengakibatkan puso di Kecamatan Tikung dan Maduran, serangan binatang pengerat tersebut juga menyerang lahan tanaman padi di 24 kecamatan, dengan tingkat kerusakan yang bervariasi. Mulai dari kategori ringan, sedang, hingga berat.

Baca Juga: Kejari lamongan Gelar Sosialisasi Saber Pungli Kepada Desa dan Perangkat Desa

"Total lahan yang mengalami kerusakan ringan seluas 1.157 hektare, kerusakan sedang 34 hektare, sedangkan kerusakan berat 95 hektare, tapi tidak sampai puso," tuturnya.

Meski demikian, Rudjito menyebut bahwa tingkat serangan hama tikus tahun ini mengalami penurunan jika dibandingkan tahun sebelumnya. Sebab menurutnya, para petani telah belajar dari pengalaman sebelumnya dan melakukan berbagai langkah antisipasi serangan hama tikus.

"Sekarang ini petani punya teknik tersendiri untuk membasmi tikus, yakni dengan menggunakan setrum, tapi sudah menggunakan teknologi. Jadi hanya ampuh untuk tikus, kalau terkena manusia secara otomatis jeglak (aliran listrik terputus). Kalau tikus yang terkena banyak secara bersamaan juga otomatis jeglak. Alatnya sangat ekonomis, tapi belum kita rekom, karena belum diuji secara resmi," ucapnya.

Baca Juga: Gelar Temu Wicara Kontak Tani, Bupati Lamongan Berharap Petani Pahami Teknologi dan Modernisasi

Selain itu, Rudjito mengatakan, Dinas TPHP Lamongan juga telah melakukan berbagai upaya penanggulangan hama tikus untuk mencegah puso. "Di antaranya melakukan penyediaan umpan racun, pengasapan, dan gropyokan di lahan padi bersama petani," pungkasnya. (qom/zar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO