JOMBANG, BANGSAONLINE.com - Tumpukan limbah B3 berbentuk abu aluminium ditemukan dibuang sembarangan di areal persawahan yang berada di Dusun/Desa Karangdagangan, Kecamatan Bandarkedungmulyo, Kabupaten Jombang.
Saat ditemukan, tumpukan limbah tersebut berada di halaman sebuah bangunan kandang ayam dengan lokasi di tengah persawahan di perbatasan Desa Karangdagangan dan Desa Tinggar dengan jarak sekitar 200 meter dari permukiman warga.
Baca Juga: Menteri LHK Apresiasi Sinergitas Pemulihan Lahan Terkontaminasi Limbah B3 di Jombang
Pantauan di lapangan, ada dua titik timbunan yang masing-masing panjangnya lebih dari 20 meter dengan tebal tumpukan hingga tiga karung. Tumpukan pertama membujur ke Utara-Selatan, sementara tumpukan yang lebih besar, terlihat membujur ke Barat-Timur.
Namun letak tumpukan tersebut saling menyambung, antara tumpukan satu dan tumpukan dua. Nampak di lokasi, tumpukan ini masih terlihat baru. Hal ini bisa dirasakan dari bau limbah yang masih menyengat, dengan beberapa tumpukan limbah yang belum mengeras.
Dari keterangan beberapa warga setempat, tumpukan itu disebut sengaja didatangkan pemilik kandang ayam. Prosesnya pun berlangsung dalam sebulan terakhir.
Baca Juga: Wagub Jatim Resmikan PPSLB3 di Desa Cendoro Mojokerto
“Kalau uruknya memang masih baru, masih tiga mingguan, kalau kandangnya sudah lebih lama memang,” ucap S (60), salah satu warga setempat yang tak mau disebutkan namanya saat ditemui wartawan di lokasi, Jum’at (10/07/20).
Lebih lanjut, petani yang sawahnya berdekatan dengan kandang ini menyebut, bangunan itu bukan milik warga setempat. Dirinya mengaku tak tahu dari mana dan jenis uruk apa yang dipakai menguruk kandang itu.
“Pemiliknya orang Kertosono katanya, penjaga juga kadang-kadang ada, itu juga orang dari sana (Kertosono, red). Kalau urukannya biasanya dimuat menggunakan dump truk, sehari bisa dua tiga truk,” imbuhnya.
Baca Juga: Blokade Jalan Raya, Paguyuban Pemuda Desak Ketua PMI Bangkalan Mundur
Menurut M (50), warga yang rumahnya berdekatan dengan lokasi, sejak awal dilakukan pengurukan, para warga mengaku sudah mengeluhkan bau menyengat yang ditimbulkan dari limbah itu. Terlebih, ketika angin bertiup ke arah pemukiman warga, atau sesaat setelah hujan turun.
Meski belum sempat melapor ke pihak pemerintah desa (Pemdes) setempat, namun sudah banyak warga sekitar yang mengeluh.
“Bau tak sedap dari urukan itu hampir tiap hari muncul. Baunya itu sesak kalau dihirup. Panas juga kalau ke mata. Cuma kita memang belum lapor saja ke desa, belum sempat ketemu. Tapi warga sini sudah banyak yang mengeluh sebenarnya,” pungkas M. (aan/ian)
Baca Juga: PT JAI Keberatan Limbah B3 Dikelola Warga Gempol, Begini Penjelasan Pihak Perusahaan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News