GRESIK, BANGSAONLINE.com - Ratusan pekerja seni yang mengatasnamakan diri Aliansi Pekerja Seni (API) menggelar demo di Kantor DPRD Gresik, Kamis (6/8). Mereka berasal dari berbagai paguyuban, antara lain magic 2407, syuroan#3, paguyuban PKL Gresik Selatan, musisi, orkes, ludruk, wayang, perias, dekorasi, persewaan sound system, reog, pencak, dan lainnya.
Dalam aksi itu, para pendemo mengusung sejumlah poster. Di antaranya bertuliskan, "izinkan kami bekerja, kami siap protokol kesehatan", "kami rindu bapak sam nyanyi", "kami sudah 5 bulan tak bekerja dampak Covid-19", "kami punya keluarga", dan berbagai poster bernada protes lainnya.
BACA JUGA:
- Warga Tenggor Gresik Demo Proyek Jembatan Mandek, ini Jawaban Kabid Bina Marga
- Diduga Gunakan Limbah B3 untuk Produksi Batako, PT PLI Janjikan Hal ini Usai Didemo Warga
- Puluhan Aktivis Demo di DPRD Gresik, ini Tuntutannya
- Tuntut 900 Orang Dipekerjakan di Smelter Freeport, Warga Manyar Demo ke DPRD Gresik
Mereka juga menggelar aksi teatrikal yang menampilkan salah satu pekerja seni dengan hanya memakai kolor, dan sekujur tubuhnya dicat putih. Aksi itu menggambarkan pekerja seni rindu diizinkan bekerja.
Setelah beberapa saat orasi, sekitar 10 perwakilan pekerja seni ditemui oleh Ketua DPRD Gresik Fandi Akhmad Yani, Ketua Komisi IV Muhammad, dan anggota.
Ketua Aliansi Pekerja Seni Kabupaten Gresik, Reno Setyo Utomo, mengungkapkan alasannya menggelar aksi, lantaran sudah 5 bulan sejak pandemi Covid-19, pekerja seni tak ada pemasukan sama sekali. Ini dikarenakan adanya pembatasan acara hajatan, maupun kegiatan yang mendatangkan massa lainnya.
"Kami belum ada izin untuk bekerja," katanya. "Kami sudah lobi. Semua sudah dilakukan agar diizinkan bekerja. Juga sudah bertemu ke Pak Kapolres, tapi belum diizinkan," sambungnya.
Padahal, lanjut Reno, para pekerja seni mengandalkan seni untuk makan, dan menghidupi para pekerja dan keluarga. "Karena itu, kami berharap sesegera mungkin diizinkan bekerja. Kami sudah lama puasa," katanya.
Ia berharap, bulan ini pemerintah bisa memberikan izin kepada para pekerja seni untuk menggelar panggung atau pertunjukan. Sebab, pasca Idul Adha atua bulan besar adalah waktu panen bagi pekerja seni.
"Jika bulan ini kami tak diizinkan. maka pekerja seni gagal panen lagi. Sejauh ini, pemerintah tak berbuat apa-apa," imbuhnya.