SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Budaya tradisional sudah mulai jarang dilihat, apalagai bicara soal kuliner. Banyak kuliner daerah yang mulai ditinggalkan, tergusur kuliner modern yang dinilai lebih lezat dan menarik. Apalagi, saat ini makanan cepat saji menjamur di mana-mana.
Padahal, kuliner khas Indonesia jauh lebih sehat karena berasal dari bahan-bahan lokal dan penyajiannya yang masih sederhana.
Baca Juga: Resep Wedang Saraba, Minuman Khas Makassar untuk Penghangat Tubuh
Hal ini disampaikan Winarko, Penasehat Indonesian Chef Assosiation (ICA) Badan Pengurus Daerah (BPD) Jatim, kepada bangsaonline.com, Minggu (16/8/2020).
"Ini yang menurut saya kurang baik mas. Justru seharusnya kuliner tradisional kita yang harus dijaga. Mungkin hal ini perlu peran pemerintah untuk mewajibkan setiap hotel harus menyajikan minimal satu atau berapa menu di setiap breakfast atau buffet lunch. Dengan demikian, kuliner tradisional akan bisa bertahan," urainya.
Baca Juga: Khofifah Promosikan Kuliner Jatim: Ini Masakan Khas Madura, Sidoarjo, Jombang, dan ...
Menurut Winarko, penetrasi kuliner asing mau tidak mau akan merambah pasar domestik. Namun paling tidak, ICA berusaha semaksimal mungkin untuk menjaga kuliner nusantara agar tidak kalah dengan masakan negara-negara lain.
"Kuliner tidak bisa dipisahkan dengan kehidupan, baik di kota besar maupun kota-kota kecil. Kuliner salah satu kebutuhan bagi para wisatawan atau para traveler, akan sangat menarik jika suatu kota mempunyai kuliner yang menarik dan lezat tentunya. Makanya penting suatu daerah mempunyai kuliner yang khas maupun lezat jika ingin menghidupkan wisata yang pada akhirnya menghidupkan perekonomian kota tersebut," pungkasnya.
Sekadar diketahui, ICA di Jawa Timur ada Tiga BPC saat ini. Yakni, Malang Raya, Madiun Pawitandirogo, dan Banyuwangi. (nf/rev)
Baca Juga: Pecel Bek Kasih di Petilasan Sri Aji Joyoboyo Kediri Bertahan sejak 1970, Simak Kisah Uniknya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News