BangsaOnline - Presiden Joko Widodo membentuk tim independen guna mencari solusi kisruh
yang sedang terjadi antara Komisi Pemberantasan Korupsi dan Kepolisian.
Hari ini adalah pertemuan pertama tim tersebut yang berisi para tokoh
nasional.
"Kami diminta memberikan masukan-masukan terkait dengan
masalah dan hubungan antara KPK dan Polri, termasuk juga personil Polri
dan KPK yang menghadapi proses hukum. Kami diundang atas pribadi," ujar
salah satu anggota tim, Jimly Asshidique di Istana Merdeka, Ahad, 25
Januari 2015.
Tim ini beranggotakan tujuh orang, yakni Ketua
Dewan Kehormatan Penyelanggara Pemilu, Jimly Asshidique, mantan Wakil
Kepala Polri Komisaris Jenderal Oegroseno, pengamat Kepolisian Bambang
Widodo Umar, pengamat hukum internasional Hikmahanto Juwana, dan mantan
Ketua KPK Erri Riyana, mantan pimpinan KPK Tumpak Hatorangan, dan mantan
Ketua Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif yang malam ini tak hadir.
Anggota
lainnya, mantan Wakil Kepala Polri Komisaris Jenderal Oegroseno
mengatakan belum mengetahui lingkup kerja tim ini seperti apa. Namun,
kata dia, tujuan utamanya dibentuk tim ini adalah untuk meredakan
ketegangan yang saat ini terjadi.
"Kami baca situasi dari media semua
kelihatannya sudah tegang. Nah, Presiden sebagai kepala negara minta
kami beri masukan, kami beri yang terbaik," kata dia.
Menurut Oegro tim ini akan bekerja secepatnya agar situasi yang kondusif segera dirasakan.
Menteri
Sekretaris Negara Pratikno mengatakan tim tersebut memang sengaja diisi
oleh orang-orang yang paham soal hukum dan memiliki rekam jejak panjang
di kedua institusi, KPK dan Polri. Tujuannya, kata Pratikno, agar bisa
memberikan pandangan yang seimbang.
Baca Juga: Eks Wakil Ketua KPK Jadikan Peserta Seminar Responden Survei: 2024 Masih Sangat Banyak Korupsi
"Ini masih pemanasan, ke depannya pasti akan lebih sering diskusi," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News