"Kami membersihkan area Buffer Zone, menanam pohon, dan membuat jalur inspeksi. Konsep menanam pohonnya harus acak dan tidak seragam. Prinsipnya adalah kita membuat hutan alam sekunder di sekeliling Cagar Alam Alas Simpenan," terang dr. Ari.
Masih menurut dr. Ari, aksi ini melibatkan Seksi Konservasi Wilayah 1 Kediri BBKSDA Jatim, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Cabang Dinas Kehutanan Trenggalek Wilayah Kerja Kediri, Perhutani, BPBD Kabupaten Kediri, Tagana (Taruna Siaga Bencana), dan ratusan relawan dari lintas komunitas.
"Karena aksi ini dilakukan di tengah pandemi, maka kami menerapkan protokol kesehatan, seperti cuci tangan, dan peserta wajib pakai masker. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam aksi ini, demi masa depan lingkungan Indonesia yang lebih baik," pungkasnya.
Seperti diketahui, Alas Simpenan adalah wanawisata yang merupakan kawasan hutan lindung terletak di Lereng Gunung Kelud, tepatnya di Desa Manggis, Kecamatan Puncu, Kabupaten Kediri. Di cagar alam ini, tidak hanya terdapat tanaman yang dilindungi namun juga terdapat ribuan monyet yang hidup bebas.
Meski hidup bebas, namun monyet-monyet ini bisa bersahabat dengan manusia, tidak jarang anak-anak warga desa bermain dengan para monyet di hutan seluas 12 hektare tersebut. Karena masih asri dan alami, hutan ini banyak dikunjungi wisatawan terutama saat hari libur. (uji/zar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News