KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Patirtan Kuno Gunung Klotok, Kota Kediri Jawa Timur, kini dikunjungi banyak orang. Itu setelah Tim Arkeolog Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur melakukan ekskavasi di lokasi penemuan patirtan kuno tersebut. Lokasinya di areal Gunung Klotok (536 meter di atas permukaan laut), Kota Kediri.
Pengunjung patirtan kuno tersebut datang dari dalam Kota Kediri, bahkan juga dari luar Kediri.
Baca Juga: Mengulik Candi Tikus, Peninggalan Majapahit yang Kini Menjadi Tempat Wisata
Patirtan kuno yang konon menjadi tempat mandi Dewi Sekartaji dan bersuci para penggawa kerajaan itu berada di lereng Gunung Klotok sisi timur. Saat ini posisinya berada di hutan milik Perum Perhutani Kediri, masuk wilayah Kelurahan Pojok, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri. Jarak dari pusat Kota Kediri, diperkirakan sekitar 5 km ke arah barat.
Sukadji (72), warga Dusun Jarakan, Desa Pojok, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri menjelaskan, semula tidak ada yang mengetahui kalau di bawah tanah yang ada sumber air itu ternyata patirtan kuno.
"Sejak lama di sini ini memang ada sumber air yang dulu disebut "Ber Jambangan". Dulu banyak warga yang datang untuk mandi," kata Sukadji yang kebetulan punya warung kopi tidak jauh dari ditemukan petirtaan yang diduga peninggalan Kerajaan Kahuripan sebelum Kerajaan Kediri itu, Sabtu (19/12).
Baca Juga: Warga Gelar Kirap Agung Budaya di Candi Dorok
Menurut Sukadji, setelah digali oleh PBCB Trowulan, banyak warga yang datang untuk melihat dari dekat. Beberapa di antaranya ada yang mengambil air dari sumber Jambangan untuk keperluan pribadi.
"Bahkan ada orang yang mengaku dari Jombang, datang ke sini hanya untuk mengambil air saja. Setelah berdoa, mereka lalu pulang," terang Mbah Dji, panggilan akrab Sukadji.
Seperti pernah disampaikan Arkeolog BPCB Jawa Timur di Trowulan, Nugroho Harjo Lukito, penemuan patirtan itu berawal dari kegiatan zonasi Candi Klotok pada 2017. Dari survei di kawasan Gunung Klotok, Kediri, ditemukan sejumlah titik yang berpotensi menyimpan benda cagar budaya. Salah satunya struktur batu bata kuno dan sumber mata air yang dimanfaatkan warga untuk irigasi.
Baca Juga: Temuan Tugu Tapal Batas era Raja Kertajaya, Tim BPK Wilayah XI akan Lakukan Peninjauan
"Dari ekskavasi ini tampak bangunan bekas patirtan kuno yang memanjang dari utara ke selatan. Selama ini bangunan tersebut tertimbun abu vulkanis dari letusan Gunung Kelud serta material tanah longsor dari puncak Gunung Klotok," kata Nugroho kepada wartawan beberapa waktu lalu.
Ia menduga bangunan tersebut berkorelasi dengan tiga candi di puncak Gunung Klotok yang dibangun pada era Kerajaan Kadiri dan dimanfaatkan hingga zaman Majapahit. Bangunan patirtan biasanya digunakan sebagai tempat menyucikan diri sebelum melakukan ritual peribadatan di candi yang ada di puncak gunung.
Sementara Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Kota Kediri Nur Muhyar mengatakan ekskavasi yang berlangsung 12 hari dilakukan guna melihat denah bangunan secara keseluruhan.
Baca Juga: BPK Wilayah XI Jatim Lakukan Ekskavasi Situs Petirtaan di Kawasan Bandara Internasional Dhoho Kediri
"Apabila dalam proses ekskavasi ditemukan benda artefak atau arca, semakin mempermudah tim menganalisa bangunan serta tahun pembuatannya," kata Nur Muhyar.
Dalam ekskavasi itu, lanjut Nur Muhyar, tim melakukan penelitian dengan alat khusus. Namun, ada juga warga yang membantu proses penggalian. Untuk proses penggalian juga dilakukan sesuai dengan aturan, sehingga bisa diketahui dengan pasti struktur bangunan di situs dan tidak rusak karena proses penggalian.
Di area Gunung Klotok sendiri banyak terdapat situs, seperti di Gua Selomangleng yang menjadi salah satu wisata sejarah rujukan di Kota Kediri. Selain itu, di dekat gua itu juga dibangun Museum Airlangga, yang berisi berbagai macam peninggalan purbakala.
Baca Juga: Situs Candi Adan-Adan di Kabupaten Kediri Digali Lagi
Di puncak Gunung Klotok juga telah ditemukan Candi yang disebut sebagai candi Klotok. (uji).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News