​Dahlan Iskan: Tarikat Satariyah Dicaci Maki Ustad Masa Kini, tapi Dibela Gus Baha’

​Dahlan Iskan: Tarikat Satariyah Dicaci Maki Ustad Masa Kini, tapi Dibela Gus Baha’ Dahlan Iskan. foto: ist

Maka jamaah haji dari India (waktu itu Pakistan masih di dalam India) begitu ''menguasai'' Makkah. Dan Madinah. Dengan filsafat pemikiran yang berbeda dengan yang di Arab. Juga dengan harga diri yang tidak kalah tinggi.

“Maka terjadilah benturan pemikiran filsafat keagamaan. Antara Arab dan non-Arab. Satariyah adalah salah satu hasil dari benturan-benturan pemikiran itu,” tulis Dahlan Iskan.

Meski demikian, Dahlan Iskan tak mau menjadi kiai dan menjadi pengasuh pesantren yang diwarisi dari leluhurnya itu. Padahal Dahlan Iskan inilah yang diharap beberapa pihak untuk jadi kiai dan menjadi pengasuh PSM setelah Gus Amik wafat. “Ayah saya berpesan: saya harus mengabdi dan menghormati guru, sampai pun ke anak cucunya. Kalau saya jadi kiai di situ, berarti saya tidak memegang pesan orang tua”.

Karena itu Dahlan Iskan justru memilih putra Gus Amik untuk memimpin PSM. “Gus Amik punya dua anak laki-laki. Yang pertama berkarir di perusahaan besar. Yang kedua baru lulus fakultas hukum Universitas Islam Indonesia (UII) Jogjakarta. Kebetulan yang kedua itu pendidikan agamanya Ibtidaiyah, Tsanawiyah, dan Aliyah.

Maka saya ajukan ia menjadi pengganti ayahnya. Saya juga minta agar ia melanjutkan S-2 di India. Agar meraih gelar master di salah satu universitas Islam tertua di dunia: Aligarh University. Tidak jauh dari Taj Mahal, Agra. Kebetulan saya punya teman aktivis muslim di Agra,” tulis Dahlan Iskan.

"Kenapa tidak di Timur Tengah?" tanyanya.

"Sudah terlalu banyak yang lulusan Timur Tengah," jawab saya, tulis Dahlan .

“Yang tidak saya katakan padanya adalah: agar kiai baru ini pernah merasakan hidup sebagai minoritas. Bahkan minoritas yang lagi tertekan seperti di India saat ini. Yang juga tidak saya katakan adalah: agar ia mendalami benturan-benturan pemikiran di sana,” tulis Dahlan lagi.

Semua peserta rapat pun setuju. Bahkan ada yang usul rapat hari itu langsung memutuskannya. Tapi karena pengangkatan itu perlu legalitas lebih luas, disepakati perlu forum yang lebih resmi: 30 Januari depan.

Tulisan panjang Dahlan Iskan itu sejatinya menceritakan bagaimana ia terjangkit Covid-19 yang menyebabkan isolasi di Rumah Sakit di Surabaya. Ia menceritakan secara detail tentang proses rapat yang menurut dia sudah mematuhi protokol kesehatan. 

Selain itu ia juga bercerita tentang bagaimana proses pemulihan kesehatannya di rumah sakit. Untuk lebih lengkapnya silakan baca di Disway atau HARIAN BANGSA edisi Rabu (13/1/2021) hari ini. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO