PASURUAN, BANGSAONLINE.com - Banjir yang melanda Desa Karangrejo, Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan pada Rabu (03/02) lalu, disebabkan oleh tersumbatnya aliran Sungai Besuki di jembatan tua bekas zaman Belanda, yangletaknya di Dusun Karangbangkal.
Hal ini disampaikan Kepala Desa Karangrejo, Mokhamad Zainul. "Selama jembatan itu gak direnovasi, saya jamin banjir itu tak pernah selesai mas, dan jembatan itu adalah wewenangnya pemprov," terangnya kepada HARIAN BANGSA saat ditemui di kediamanya, Rabu (9/02/21).
Baca Juga: Sertifikat Ratusan Warga Tambaksari Dikembalikan, Tapi Ada yang Diambil Perangkat RT
Zainul menyatakan, kecilnya kolong jembatan tersebut menyebabkan debit air yang mengalir tak bisa banyak. Apalagi jika dibarengi dengan sampah yang terbawa arus, akan mudah tersumbat. Menurut Zainul, jembatan tersebut harus direnovasi, meski secara bangunan masih sangat kokoh.
Tak seperti di Desa Kepulungan yang langsung terfokus memberi bantuan untuk korban, saat ini Pemdes Karangrejo masih fokus membersihkan sampah di jembatan. "Kalau itu tidak dibersihkan, bisa-bisa banjir lagi. Apalagi saat itu, cuaca sudah mendung," ungkapnya.
Untuk membersihkan sampah, pemdes harus mendatangkan ekskavator karena kondisi sungai yang cukup dalam. "Kami secara swadaya mencari bantuan alat berat. Beruntung kami dapat pinjaman ekskavator dari BBWS Brantas," ujarnya.
Baca Juga: Gandeng BNNK, Pemdes Jeruk Purut Gelar Sosialisasi Bahaya Narkoba
Salah satu korban, Saiful (35), mengaku tak menyangka bila banjir kali ini cukup tinggi. Hingga menyebabkan dinding depan rumahnya di RT 8 RW 12 Dusun Karangrejo jebol. "Biasanya enggak pernah setinggi itu. Enggak pernah masuk rumah. Kalau yang tempo hari, air masuk rumah sampai setinggi 1,5 meter," tuturnya.
Saat kejadian, Saiful mengaku berada di ruang tamu. Kemudian ia mendengar suara gemuruh dari runtuhan tembok rumahnya. Seketika itu air masuk menggenangi rumah Saiful.
"Alat-alat elektronik rusak semua. Motor terendam. Beruntung saya dan anak-istri sempat lari ke sebelah rumah yang lebih tinggi," jelasnya.
Baca Juga: Pastikan Penanganan Infrastruktur Berjalan Cepat, Bupati Trenggalek Lakukan Peninjauan
Sama halnya di Kepulungan, banjir di Karangrejo juga sekejap saja. Hanya 30 menit, air di dalam rumah langsung surut. "Setelah surut, lumpur dan sampah berserakan di dalam rumah. Lumpurnya sampai setebal 20 cm," pungkasnya.
Dari kejadian itu, Zainul berharap Pemprov Jatim melalui OPD terkait segera turun ke lapangan agar mengetahui kondisi secara langsung.
Diketahui, tercatat ada 190 rumah di Desa Karangrejo yang terendam banjir sampai setinggi 1,5 meter. Adapun rumah tersebut berada di empat dusun, yakni Karangrejo, Bangkok, Kuwung, dan Karangbangkal.
Baca Juga: Posko Siaga Musim Lebaran BPBD Jatim Berakhir Pukul 24.00 WIB Hari ini
Selain merendam rumah, banjir juga merusak ratusan alat elektronik penduduk dan menghanyutkan belasan hewan ternak. (afa/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News