Dahlan Iskan: Jamie Raskin Bela Konstitusi, Pengacara Trump Gombal, Gunakan Buzzer?

Dahlan Iskan: Jamie Raskin Bela Konstitusi, Pengacara Trump Gombal, Gunakan Buzzer? Dahlan Iskan. Foto: ist

Raskin beralasan: kalau Trump tidak bisa diadili karena sudah bukan presiden, maka Presiden yang akan datang bisa berbuat semaunya di hari terakhir masa jabatan. Toh besoknya sudah tidak menjabat lagi. Pengadilan di Senat itu, kata Raskin, perlu untuk mengamankan masa depan.

Akhirnya, putusan hari itu, Trump layak diadili di Senat. Enam orang anggota Senat dari Republik juga berpendapat begitu. Maka pemungutan suara dilakukan: 56:44. Trump layak diadili di Senat. Untuk keputusan jenis ini tidak harus 2/3 suara.

Salah satu dari enam anggota Republik itu wakil dari Louisiana. Namanya: Bill Cassidy. "Saya ini rasional saja. Kalau pemilih saya marah saya suruh lihat sendiri jalannya sidang," ujarnya.

Prof Raskin memang jadi bintang panggung di sidang itu. Alasannya sangat meyakinkan. Sebaliknya, pengacara Trump, tampil sebagai gombal. Bicaranya muter-muter. Satu jam lamanya. Sampai-sampai TV pendukung Trump sendiri, Newsmax, jengkel. Di tengah-tengah siaran langsung itu, pidato pengacara itu dihentikan. Diisi wawancara dengan profesor hukum terkemuka dari Harvard University: Alan Dershowitz.

Sang profesor geleng-geleng kepala. "Bagaimana bisa pengacara itu ngomongnya seperti itu," ujarnya. Ia juga memuji penampilan Raskin. "Raskin itu salah satu murid terbaik saya di Harvard," ujarnya.

Trump sendiri, menurut Politico, sangat kesal kepada pengacaranya itu. Trump mengikuti jalannya sidang itu lewat Newsmax. Betapa jengkelnya.

Tapi kita tidak lagi bisa tahu tingkat kejengkelan Trump. Ia sudah dilarang secara permanen untuk menggunakan Twitter. Betapa serunya kalau Trump masih bisa main di medsos.

Juga betapa seru seandainya Trump tampil sendiri di sidang itu –tanpa mewakilkannya ke pengacara.

Pertanyaannya: apakah Trump tidak menggerakkan . Yang bisa dibayar itu –bahkan dengan menggunakan uang rakyat di APBN.

Begitu diputuskan menyidangkan Trump adalah konstitusional, Selasa lalu, keesokan harinya sidang pengadilan di Senat dimulai. Yang harus selesai dalam 16 jam.

Prof Raskin kembali tampil sebagai pembicara pertama. Juga sangat fokus ke konstitusi. Dan juga memikat.

Inti perdebatannya adalah: apakah pidato Trump di depan pendukungnya 6 Januari, pagi, itu melanggar konstitusi.

Republik berpendapat tidak. Itu dijamin konstitusi. Yakni di pasal kebebasan berbicara dan berpendapat.

Prof Raskin bersandar pada putusan hakim agung (waktu itu) Oliver Wendell Holmes Jr.

"orang tidak boleh berteriak 'ada kebakaran!` di dalam gedung bioskop yang penuh dengan penonton," ujar Holmes seperti dikutip Raskin.

Maksudnya, teriakan orang di gedung bioskop seperti itu tidak bisa dikategorikan dalam kebebasan berbicara –seperti yang dimaksud dalam konstitusi.

"Trump ini", kata Raskin "bukan saja seperti orang yang berteriak di dalam gedung bioskop, melainkan ia itu seperti kepala pemadam kebakaran yang menciptakan kebakaran," ujar Raskin.

Menurut Raskin, pidato Trump hari itu adalah hasutan untuk melakukan pemberontakan. Terbukti begitu pidato itu selesai mereka berangkat ke Capitol, memaksa masuk dan menguasainya.

Tulisan ini tentu tidak bisa menunggu berakhirnya sidang itu. Tapi untuk bisa mendapat dukungan suara 2/3 rasanya sulit.

Gejalanya sudah terlihat. Sepanjang Raskin membeberkan alasan, anggota Senat dari Partai Republik cuek bebek. Menurut laporan media di Amerika mereka lebih banyak menunduk di kursi mereka. Sambil membaca apa saja yang tidak ada hubungannya dengan materi sidang itu. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO