BANYUWANGI, BANGSAONLINE.com - Desa Adat Osing Kemiren, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi memperoleh sertifikasi sebagai Desa Pariwisata Berkelanjutan dari Kementerian Pariwisata & Ekonomi Kreatif dan Lembaga Sertifikasi Produk-Indonesia Sustainable Tourism Council (LS-Pro-ISTC).
Desa Kemiren ini merupakan satu dari 16 desa wisata di Indonesia yang menerima piagam penghargaan sertifikasi desa wisata berkelanjutan.
BACA JUGA:
- Pandemi Covid-19 Meningkat di Singapura, Simak Imbauan Menparekraf Jelang Nataru
- Dongkrak Pencatatan KI Komunal, Kemenkumham Gandeng Pemkab Banyuwangi-Dewan Kesenian Blambangan
- Gubernur Khofifah Hadiri Puncak Mojo Batik Festival 2023, Ada Tari Kolosal hingga Fashion Show
- Bulan Madu Romantis di Wisata Tersembunyi Banyuwangi
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi Muhammad Yanuar Bramuda mengatakan bahwa desa wisata punya andil besar dalam membangun perkembangan pariwisata Indonesia. “Ini kerja keras yang membanggakan. Semoga apa yang dicapai Desa Kemiren bisa menjadi acuan bagi perkembangan desa wisata lainnya,” kata Bramuda, Kamis (4/3/2021).
Piagam penghargaan sertifikasi diserahkan oleh Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno kepada Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kencana Kemiren Mohammad Edy Saputro di Gedung Sapta Pesona Kemenparekraf, Jakarta, 2 Maret 2021 lalu.
Bramuda menjelaskan, indikator dan kriteria penilaian Desa Wisata Berkelanjutan mengacu pada empat hal, yaitu pengelolaan destinasi pariwisata berkelanjutan, pemanfaatan ekonomi untuk masyarakat lokal, pelestarian budaya bagi masyarakat dan pengunjung, dan pelestarian lingkungan.
"Empat indikator itu kemudian diintegrasikan dalam aspek pedoman desa wisata yang meliputi atraksi, amenitas, aksesibilitas, sumber daya manusia, masyarakat, industri, promosi dan pemasaran," jelas Bramuda.