BLITAR, BANGSAONLINE.com - Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati menemui Bupati Blitar Rini Syarifah dan Wali Kota Blitar Santoso. Pertemuan digelar terpisah di Pendopo Ronggo Hadi Negoro Pemkab Blitar dan Balai Kota Kusumo Wicitro Kota Blitar, Selasa (8/6).
Agenda pertemuan dengan dua kepala daerah ini membahas soal potensi gempa dan tsunami di Jawa Timur berdasarkan kajian BMKG. "Kami ke Blitar dalam rangka memitigasi potensi terjadinya gempa bumi yang dapat membangkitkan tsunami. Meskipun tidak ada kepastian tetapi sebagai wakil dari pemerintah saya dari BMKG dan pemerintah daerah, memiliki tanggung jawab melindungi masyarakat," ujar Dwikorita.
Baca Juga: Khofifah: Tahun Baru Jadi Momentum Refleksi, Waspada Cuaca Ekstrem saat Liburan
Bersama dengan pemerintah daerah, BMKG menyiapkan langkah-langkah seandainya bencana terjadi. Dengan menyiapkan bagaimana langkah evakuasi yang paling aman dan paling tepat. Kemudian bagaimana menyiapkan tempat yang aman dan melatih kesiapan masyarakat.
"Masyarakat harus disiapkan agar tidak panik, tetapi memahami apa yang harus disiapkan. Kami akan melakukan sosialisasi soal mitigasi dan meninjau kondisi kontruksi bangunan. Apakah sudah sesuai standar tahan gempa. Utamanya bangunan yang vital seperti rumah sakit dan gedung sekolah. Ini akan kita lakukan bersama pemerintah daerah," jelasnya.
Baca Juga: Prakiraan Cuaca Surabaya Hari ini Senin, 23 Desember 2024: Jam 4 Sore Diperkirakan Hujan Ringan
Sementara, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Bambang Setyo Prayitno mengatakan, di Jawa Timur terhitung sejak awal tahun 2021, sampai saat ini ada peningkatan aktivitas. Berdasarkan kajian BMKG, jika terjadi gempa, wilayah pesisir pantai selatan Blitar adalah yang paling awal terhempas gelombang tsunami yakni 20 menit pasca gempa bumi.
"Ini didasarkan pada data yang kami miliki. Skenario tersebut merupakan kemungkinan terburuk yang bisa terjadi jika terjadi gempa bumi dengan magnitudo 8,7," jelas Bambang.
"Tapi jangan dikhawatirkan, yang perlu kita lakukan adalah meningkatkan kewaspadaan. Kita beradaptasi dengan alam. Dengan mengetahui potensi maka akan siap dan waspada sehingga dampak bencana bisa diminimalisir. Jadi kalau ada skenario terburuk kita sudah siap. Kita akan selamat," pungkasnya.
Baca Juga: Persiapan Nataru, Pj Zanariah Beri Arahan Dalam Rakor Operasi Lilin Semeru 2024 Kota Kediri
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News