SURABAYA, BANGSAONLINE.com – Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) A Muhaimin Iskandar (Cak Imin) yang selama ini gencar menyosialisikan diri sebagai calon presiden (Capres) dari NU tampaknya harus berpikir ulang. Kini para kader NU justru menampilkan banyak wajah Capres yang bersih dan resistensinya rendah ketimbang Cak Imin yang telah menjadi ketua umum PKB selama 16 tahun sejak muktamar PKB di Semarang 2005.
Setidaknya, inilah yang tercermin dalam proses penjaringan Capres NU 2024 yang diselenggarakan oleh para kader NU yang menamakan diri Tim Sembilan Konvensi Capres NU 2024. Para kader NU yang menggelar Konvensi Carpres NU 2024 itu menggelar polling.
Baca Juga: Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Life Begins at Fourty
"Sekarang banyak sekali kader NU yang punya potensi jadi presiden. Dan yang paling penting, mereka lebih bersih tak punya urusan dengan KPK. Sehingga tak ada resistensi baik di internal NU maupun secara nasional," kata Mabroer MS, kader NU yang kini banyak berkecimpung dalam gerakan politik nasional kepada BANGSAONLINE.com, Jumat (11/7/2021).
(Mabroer MS. foto: twitter)
Baca Juga: Sowan ke Tokoh Agama GKJW di Balewiyata Malang, Khofifah Napak Tilas Perjuangan Gus Dur
Lalu siapa saja mereka? Anggota Tim Sembilan Warida Ahmad mengungkapkan bahwa dalam polling itu Andi Jamaro menempati posisi tertinggi dalam perolehan suara (23.0%), lalu disusul Mahfud MD (16,7%) dan Cak Imin (15,7%).
"Tapi grafik dukungan ini masih sangat dinamis karena belum semua kandidat menghidupkan mesin politiknya untuk meraup dukungan secara maksimal," ungkap Warida Ahmad dalam rilisnya kepada BANGSAONLINE.com, Jumat (11/7/2021).
Dalam polling itu juga muncul nama Endin AJ Sofihara (9,0%), Khofifah Indar Parawansa (6,7%) dan Said Aqil Siraj (6,2%). Lalu Nasaruddin Umar (3,4%), Yaqut Cholil Qoumas (3,9%), dan Yeni Wahid (3,9%).
Baca Juga: Aneh, Baca Syahadat 9 Kali Sehari Semalam, Dahlan Iskan Masih Dituding Murtad
Dari hasil polling itu tergambar bahwa Cak Imin tak bisa lagi mengklaim sebagai Capres NU sendirian, meski ia kini masih menguasai PKB. Apalagi sebagai capres santri pertama. Sebab Gus Dur yang jelas-jelas santri tulen sudah pernah menjadi presiden. Jadi Gus Dur-lah presiden santri yang asli dan pertama.
Warida Ahmad mengakui bahwa masih ada peluang masuknya nama-nama baru dalam bursa Capres NU 2024. "Nama-nama yang ada ini tidak final karena semuanya juga akan dilihat hasil polling, termasuk munculnya nama-nama baru yang akan meramaikan bursa Capres. Semua itu basis pengambilannya juga dari polling. Soalnya dalam kolom polling itu kita siapkan kolom kosong yang bisa diisi sendiri oleh responden sesuai nama yang mereka pilih," katanya.
Baca Juga: Luncurkan Video Kampanye Bareng Dewa 19, Khofifah-Emil Kompak Nyanyikan Hidup adalah Perjuangan
Lanjut Warida, fluktuasi dukungan warga NU yang diberikan secara virtual melalui polling ini banyak dipengaruhi oleh belum maksimalnya partisipasi mereka dalam menentukan pilihan.
“Kalau masing-masing kandidat sudah mulai tersadarkan bahwa kerja Tim Sembilan ini benar-benar profesional dan independen. Apalagi niat kita ini tulus semata-mata untuk kepentingan warga NU dan masa depan NKRI. Coba bayangkan, jumlah warga NU yang mencapai sekitar 50% dari total umat Islam di Indonesia itu masak nggak bisa mempersembahkan kader terbaiknya untuk mengantarkan ‘Indonesia Emas’ kepada ibu pertiwi?,” tandas mantan Ketum PC PMII DKI itu.
Warida mengakui bahwa ada yang kurang respek terhadap munculnya gagasan Konvensi Capres NU ini. "Mungkin masih ada yang menganggap ini lelucon, ya nggak apa-apa. Kami harus berusaha selalu berpikir positif dalam menghadapi segala penilaian dengan arif, agar segalanya menjadi mudah untuk dijalani. Untuk itu kami kerja serius dan independen, biarlah waktu yang menjawab keraguan mereka itu," tambah kader Ansor ini.
Baca Juga: Khofifah Pernah Jadi Bintang Senayan, Prof Kiai Asep: Cagub Paling Lengkap dan Berprestasi
Apalagi dari berbagai informasi yang berembus, beberapa pihak sudah mulai mempertimbangkan sejumlah nama peserta konvensi untuk dijadikan alternatif dalam kontenasi Pilpres 2024 mendatang. “Ini namanya anomali, komponen kekuatan politik di luar NU aja memperhitungkan terobosan kita ini, masak masih ada elit kita sendiri yang menganggap terobosan ini ‘nothing’, ” katanya.
Warida Ahmad mengatakan bahwa Tim Sembilan merasa optimis bahwa persembahan per-khidmatan tim untuk kaum Nahdliyyin itu sudah 'on the track'. "Sambutan warga NU di bawah sangat bagus kok. Itu artinya mereka punya harapan ke depan. Bahkan pihak luar NU pun merasa kaget dengan terobosan ini," katanya. (tim)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News