SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Cokelat Mojopahit yang telah bertahan hampir satu dekade merupakan sinergitas Jatim Agro dan kearifan lokal. Hal ini disebabkan petani kakao merupakan warga nahdliyin yang merupakan identitas Kabupaten Mojokerto. Selain itu, hasil dari tanaman kakao dibagi untuk kas PCNU setempat, yaitu sebesar Rp200/kg.
Kesimpulan itu didapat dari diskusi antara DPD Perempuan Tani HKTI Jatim, Kadisbun Jatim, dan pengelola Cokelat Mojopahit yang berlokasi di dalam Desa Wisata Mojopahit, Dlanggu, Mojokerto, belum lama ini. Dari unsur Pertani HKTI, hadir Lia Istifhama selaku ketua, didampingi beberapa pengurus, yaitu Enny Hayati, Siti Fatimah Kurniasari, Evana, dan Fitriani Permatasari.
Baca Juga: Peringati Hakordia, Anggota DPD Lia Istifhama: Momentum Lumpuhkan Kejahatan Kerah Putih
“Dari cokelat Mojopahit, kita mendapatkan sebuah contoh sinergitas yang berhasil menjadi produk unggulan. Sinergitas di sini adalah penyatuan dari spirit budaya lokal, agama yang dalam hal ini fondasi bisnis adalah ibadah, dan komunikasi yang sangat baik antara pelaku usaha dengan pemerintah," tutur Lia Istifhama, Minggu (13/6/2021).
Ning Lia, sapaannya, mengungkapkan bahwa Ketua DPP Perempuan Tani, Dian Novita Susanto selalu berpesan agar pengembangan produk pertanian atau agro industri selaras dengan kearifan lokal. Ia menilai keberadaan cokelat Mojopahit adalah salah satu contohnya, di mana saat ini menjadi kebanggaan dan stimulus ekonomi masyarakat lokal melalui berbagai varian produk UMKM.
"Pengembangan produk pertanian atau agro industri harus selaras dengan kearifan lokal, harus sinergi dengan masyarakat dan pelaku UMKM," imbuh Lia.
Baca Juga: Yakin Khofifah-Emil Menang Tebal, Lia Istifhama: Simbol Kemenangan Rakyat
Ir. Karyadi, M.M., Kepala Dinas Perkebunan Jatim mengatakan Spirit Jatim Agro yang selama ini digaungkan oleh Gubernur Khofifah Indar Parawansa melalui program-program Pemprov Jawa Timur, terbukti nyata berhasil diterapkan di berbagai daerah. Pendampingan terhadap petani lokal telah dilakukan dari proses hulu sampai hilir.
“Kami telah melakukan dampingan dari proses tanam, petik, olah, kemas, jual, di berbagai daerah. Di antaranya Jember, Pacitan, Trenggalek, Mojokerto, dan sebagainya. Nah, untuk yang Mojokerto, yaitu cokelat Mojopahit, merupakan binaan yang paling unggul," terang Karyadi.
Termasuk misi dagang yang secara intens dilakukan Pemprov Jatim telah membuka kran peluang ekspor produk lokal. Hal ini diamini oleh Agus Setiawan, Manager Cokelat Mojopahit yang sekaligus putra mantu dari Ketua Gabungan Kelompok Tani Bumi Mulyo Jati (BMJ), Mulyono.
Baca Juga: Kunker ke SMKN 3 Bangkalan, Anggota DPD Lia Istifhama Disambati Inpassing dan Sertifikasi Guru
“Alhamdulillah, kami bersama para petani binaan BMJ juga semakin meningkatkan produktivitas tanaman kakao karena Ibu Gubernur memberikan peluang ekspor 20 ton setiap bulan. Beliau menjelaskan bahwa kualitas cokelat (kakao) kami memang berkualitas premium, tidak kalah dengan produk luar negeri, yaitu Belgia," pungkas Agus. (mdr/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News