SUMENEP (BangsaOnline) - Angaran siluman yang terjadi di DKI Jakarta, ternyata merembet hingga daerah kecil seperti Kabupaten Nganjuk. Betapa tidak, pemenang tender proyek pengadaan Uninterruptible Power Supply (UPS) senilai milyaran rupiah yang sedang disoal oleh Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaya Purnama (Ahok) ini berasal dari Kabupaten Nganjuk.
Yang lebih mengejutkan, CV pemenang tender itu diduga tidak memiliki spesifikasi pengadaan alat-alat kelistrikan, melainkan CV itu bergerak pada bidang jasa konstruksi. Sama sekali tidak ada kaitanya dengan alat-alat kelistrikan.
Baca Juga: Politikus PDI Perjuangan Ungkap Alasan Ahok Layak Maju di Pilgub Sumut 2024
Pemenang tender asal Nganjuk itu bernama CV Padang, milik Pendik, seorang mantan kepala desa yang kini berprofesi sebagai pedagang sapi. CV tersebut beralamat di RT 016 RW 7 Desa Singkalanyar, Kecamatan Prambon, Kabupaten Nganjuk.
Sebagaimana yang tertera di situs lelang LPSE tahun 2013, CV Padang merupakan pemenang tender pengadaan UPS bagi SMAN 101 Jakarta dengan nilai proyek sebesar Rp. 5.831.760.000. Proyek itu merupakan salah satu yang disoal oleh Gubernur DKI dari 55 SMK dan SMA dengan total nilai Rp 330 miliar untuk pengadaan UPS.
Anehnya, saat ditelusuri alamat CV. yang bersangkutan, tidak satupun warga yang mengaku mengetahui keberadaan CV tersebut. Ketua RT sebagai mana alamat CV itupun mengaku fidak pernah mendengar nama itu.
Baca Juga: Viral Ahok Bilang Jokowi dan Gibran Tak Bisa Kerja, PAN pun Bereaksi
“Di RT ini tidak ada CV Padang, jadi saya tidak mengetahui dimana CV Padang itu,” ungkap Hasyim Sodiq, ketua RT. 16 RW. 7 Desa Singkalanyar saat dikonfirmasi dirumahnya.
Namun sumber menyebut, bahwa CV Padang adalah milik mantan Kepala desa setempat. Hal itu dikuatkan dengan pernyataan Camat setempat yang mengatakan bahwa CV itu milik mantan Kepala desa Singkalanyar.
“Setahu saya CV Padang miliknya mantan Kepala Desa Singakalanyar. Tapi lebih jelasnya kita perlu kroscek dulu,” jelas Sudipo Camat Prambon.
Baca Juga: Ahok Pengibar Politik Identitas Tingkat Tinggi, Pernah Diberi Gelar Sunan Kalijodo
Sudipo lebih jauh menjelaskan CV milik mantan kepala desa itu bergerak pada jasa konstruksi bangunan bukan di bidang listrik.
“Setahu saya CV itu bergerak di bidang jasa konstruksi,” lanjutnya
Saat ditelusuri ke rumah sang mantan kepala desa, yang bersangkutan tidak ada ditempat. Tidak terpampang papan nama CV di rumah itu, yang terpampang hanya nama kios pupuk yang berada di samping rumah.
Dirumah itu hanya terdapat ibu sang mantan kepala desa yang diketahui bernama Hajah Suryati. Saat ditanya perihal aktifitas anaknya setelah purna tugas sebagai kepala desa, Hajah Suryati mengaku bahwa sang mantan kepala desa itu mengelola dua buah CV. Nama perusahaannya yaitu CV Padang dan CV Terang.
Baca Juga: Ahok Mencari Pemimpin Bersih
“Selepas menjadi kepala desa dia (Pendik, mantan kepala desa – red) mengurusi CV. Sering mendapat pekerjaan untuk membangun perumahan dan plengsen sungai,” jelas Hajah Suryati.
Hajah Suryati juga mengatakan, sang mantan kepala desa sering kali pergi ke Jakarta untuk mengurus CV yang dikelolanya.
Untuk diketahui, Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaya Purnama menyoal dana yang diduga siluman. Dugaan itu muncul setelah Pemprov DKI menerapkan e-budgeting untuk APBD 2015. Diantara poyek siluman itu adalah anggaran pengadaan UPS di 55 SMK dan SMK seharga Rp. 6 milyar setiap unitnya.
Baca Juga: Kampung Akuarium Digusur Ahok, Kini Tanahnya Dibawa Anies ke IKN, Apa Maksudnya?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News