SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Kepedulian Prof. Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim, M.A., terhadap masyarakat ternyata tidak hanya diekspresikan dengan menyedekahkan hartanya yang nilainya miliaran rupiah, tapi juga ikut aktif merawat para pasien yang positif Covid-19.
“Saya juga merawat sendiri 50 emak-emak. Jadi bukan hanya merawat santri tapi juga orang lain (masyarakat luar pesantren),” kata Kiai Asep Saifuddin Chalim yang memiliki 12.000 santri kepada BANGSAONLINE.com, Jumat (9/7/2021).
Baca Juga: Ribuan Warga Padati Mubarok Bersholawat, Paslon 2 Optimis Menang di Ngoro, Mojokerto
Bahkan, menurut Kiai Asep, kini Kapolres Mojokerto juga minta tolong disediakan tempat untuk penampungan para pasien Covid-19.
“Sekarang kapolres juga minta untuk (penampungan) 50 orang. Karena sekarang dokternya juga takut. Para dokter itu kalau memeriksa pasien lewat video call,” kata Pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto Jawa Timur itu.
Kiai miliarder asal Leuwimunding Majalengka Jawa Barat itu memang dikenal dermawan. Karena itu banyak sekali orang minta bantuan. Termasuk para pejabat setempat.
Baca Juga: Mubarok Gembleng 6.472 Calon Saksi untuk Gus Barra-Rizal dan Khofifah-Emil di Mojokerto
Bahkan BANGSAONLINE.com sempat menyaksikan Camat Pacet Mojoketo minta tolong kepada Kiai Asep untuk menyiapkan tempat penampungan para pasien Covid-19. Kiai Asep yang kini gencar membangun infrastruktur lembaga pendidikan itu pun menyanggupi permintaan Camat.
“Ya ya nanti kita koordinasikan,” kata Kiai Asep.
Kiai Asep memang terus berikhtiar agar Indonesia segera terlepas dari Covid-19. Karena itu ia secara kontinu menggelar salat malam dan istighatsah bersama para kiai secara terbatas.
Baca Juga: Doa Bersama Kapolri dan Panglima TNI, Kiai Asep Duduk Satu Meja dengan Kapolda dan Pangdam V Jatim
“Memang kondisinya sekarang mencekam. Masyarakat sangat takut. Mereka takut mati. Karena itu kita berdoa dan salat malam agar Indonesia terlepas dari Covid-19,” kata Kiai Asep Saifuddin Chalim kepada BANGSAONLINE.com usai salat malam dengan beberapa kiai di kediaman Ning Ima, salah seorang putrinya, di lingkungan Pondok Pesantren Amanatul Ummah Jalan Siwalankerto Utara Surabaya tadi malam, Kamis (8/7/2021).
Kiai Asep menggelar salat malam dan istighatsah bertepatan dengan Aqiqqah cucunya yang ke-13, Ameena Nur Halima. Yaitu putri Siti Musirroh (Ning Iroh), salah seorang putri Kiai Asep yang bersuamikan M Afif Zamroni. “Bulan ini cucu saya 19. Masih ada empat anak saya yang sekarang hamil,” katanya sembari tertawa. Kiai Asep memiliki 9 putri-putri dari istrinya, Hajah Nyai Fadlilah.
Menurut Kiai Asep, Covid-19 tidak hanya berdampak pada kesehatan dan kematian, tapi juga pada ekonomi masyarakat. Namun ia mengingatkan agar masyarakat Indonesia tidak takut berlebihan. “Jangan terpuruk, jangan takut. Tapi jangan sombong,” kata Kiai Asep.
Baca Juga: Kampanye Akbar, Tak Banyak Pidato, Khofifah dan Gus Barra Sibuk Bagi Souvenir & Borong Kue Pengasong
Sebab jika kita takut berlebihan, kata Kiai Asep, akan menimbulkan gangguan kejiwaan dan rentan penyakit. Maka imunitas kita harus dijaga dan kuat agar fisik dan psikis kita tetap fit.
Kiai Asep lalu menceritakan pengalaman dirinya membantu banyak orang yang positif Covid-19. Menurut dia, untuk menolong orang lain dirinya harus punya imunitas yang kuat. Apalagi virus varian baru sangat cepat penularannya.
“Berapa ratus orang yang sudah saya tangani. Kalau imunnya gak kuat ya tertular,” katanya sembari mengatakan bahwa ia menangani para mahasiswanya yang kuliah di Institut KH Abdul Chalim Pacet Mojokrto .
Baca Juga: Lautan Manusia Padati Kampanye Akbar Paslon 02 Khofifah-Emil dan Gus Barra-Rizal di Mojokerto
“Harus pakai protokol kesehatan berlapis,” tegas Kiai Asep. “Jadi kita harus memakai protokol Islam dan juga protokol kesehatan,” tambahnya sembari menegaskan bahwa yang dimaksud protokol Islam, antara lain tubuh selalu bersih sesuai ajaran Islam dan meninggalkan kebiasaan kumpul yang tak penting . Selain itu banyak baca salawat, dzikir, tasbih dan hauqalah serta kalimat tauhid.
Kiai Asep menekankan bahwa untuk menjaga dan memperkuat imunitas, maka asupan kita harus cukup. “99 persen imunitas itu berasal dari asupan. Karena itu ekonomi rakyat jangan ditindas. Dari mana mereka bisa mendapat asupan kalau tak punya uang,” kata Kiai Asep.
Ia minta Satpol PP tidak memperlakukan para pedagang kaki lima dengan kasar dan tak manusiawi. “Dagangannya jangan disaduk (ditendang-tendang),” katanya. Justru, kata Kiai Asep, mereka harus dibantu.
Baca Juga: Kedatangan Kiai Asep dan Tim Mubarok di Pasar Bangsal Disambut Antusias Pedagang dan Warga
“Kalau di Mojokerto para penjual makanan yang ditutup itu kita kasih beras dan mie instan sebagai ganti rugi karena ditutup. Kasihan mereka tak punya penghasilan,” tambah Kiai Asep sembari minta dilaporkan jika ada orang di Mojokerto yang merasa dirugikan.
Kiai Asep lalu membeberkan asupan unggul sekaligus jadi obat yang diajarkan Islam. Yaitu, air zam-sam, madu dan kurma, terutama kurma ajwa. “Dalam Hadits disebutkan: makanlah (kunyahlah) kurma sampai halus menyatu dengan air liur, maka akan membunuh racun dan guna-guna atau virus,” kata Kiai Asep. “Virus itu kalau sekarang ya corona,” jelasnya.
Kiai Asep juga menjelaskan keistimewaan air zama-zam. Menurut dia, air zam-zam bisa menjadi obat semua penyakit. Tergantung niatnya saat minum.
Baca Juga: Di Depan Pergunu Jatim, Kiai Asep Sebut Khofifah Cagub Paling Loman alias Dermawan
Begitu juga madu. “Madu adalah obat dari segala penyakit,” katanya.
Kiai Asep mengaku rajin mengonsumsi kurma, air zam-zam dan madu. Bahkan usai salat malam Kiai Asep langsung membagikan kurma ajwa, air zam-zam, dan minuman herbal probiotik kepada para kiai peserta salat malam.
Selain asupan, kata Kiai Asep, yang penting dijaga adalah kondisi psikologis. Kiai Asep menekankan ulang jangan takut berlebihan. Sebab ketakutan yang berlebihan rawan menimbulkan penyakit.
Baca Juga: Kiai Asep Tebar Keberkahan, Borong Dagangan di Pasar Dinoyo sampai Warga Mantap Pilih Mubarok
“Tapi jangan sombong,” kata Ketua Umum Pengurus Pusat Guru Nadhlatul Ulama (Pergunu) itu.
Ia menyadari bahwa sekarang orang cemas karena takut mati. Sebab banyak sekali nyawa berguguran. “Tapi kita harus lebih takut kepada Allah SWT,” katanya,
Menurut Kiai Asep, umat Islam sudah punya pegangan kuat yaitu Al-Quran. Dalam al-Quran, tegas Kiai Asep, ada ayat Innalillahi wainna ilaihi rajiun “Bahwa semua itu akan kembali kepada Allah SWT. Kalau kita sudah baca Innalillahi wainna ilaihi rojiun kita tidak cemas,” kata Kiai Asep.
Karena itu, menurut Kiai Asep, kita terus melakukan ikhtiar. Selain dengan memaksimalkan asupan dan protokol Islam dan kesehatan juga salat malam dan berdoa. Menurut dia, imunitas itu juga bisa datang lewat kalimat-kalimat Allah. “Kita awali dengan membaca fatihah, lalu istighfar, dan surat al-Ikhlas (Qulhu) 3 kali dengan niat menghatamkan al-Quran. Karena orang yang menghatamkan al-Quran itu doanya dikabulkan,” katanya.
Kiai Asep juga menganjurkan baca hauqalah, salawat dan hamdalah.
“Kita berdoa semoga kita selamat dari Covid-19 dan panjang umur,” kata Kiai Asep sembari menegaskan bahwa bacaan-bacaan itu bisa menangkal malapetaka, bencana, hal-hal yang membahayakan dan menghilangkan rasa gundah dan cemas berganti kebahagiaan. (mma)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News