PROBOLINGGO, BANGSAONLINE.com - Sebagai upaya percepatan penanganan pandemi Covid-19, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo bersama Palang Merah Indonesia (PMI) Provinsi Jawa Timur menurunkan kendaraan khusus bermuatan 5.000 liter cairan disinfektan (gunner) untuk melakukan penyemprotan secara masif dengan metode pengabutan selama 2 (dua) hari di wilayah Kabupaten Probolinggo, Jumat dan Sabtu (30-31/7/2021).
Penyemprotan diutamakan di sepanjang jalur pantura dan sekitar fasilitas publik yang ditengarai memiliki transmisi virus yang sangat banyak dengan aktivitas masyarakat yang sangat padat.
Baca Juga: PMI Kabupaten Pasuruan Salurkan Bantuan ke Desa Terdampak Kekeringan di Kecamatan Winongan
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Probolinggo H. Soeparwiyono saat memimpin kegiatan tersebut menyampaikan ucapan terima kasih kepada PMI yang memang selama ini telah beberapa kali menurunkan gunner di wilayah Kabupaten Probolinggo. Diharapkan melalui kegiatan ini dapat membantu memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
"Mewakili Ibu Bupati selaku Ketua Satgas Penanganan Covid-19, kami sampaikan terima kasih kepada PMI Provinsi Jawa Timur yang telah membantu Pemkab Probolinggo selama dua hari ke depan dalam penanganan pandemi Covid-19 melalui penyemprotan disinfektan secara masif di tengah lingkungan masyarakat dan fasilitas umum, utamanya di wilayah zona merah penyebaran Covid-19," katanya.
Pada kesempatan itu, Sekda Soeparwiyono menuturkan keprihatinannya atas lonjakan kasus terkonfirmasi Covid-19 dengan angka kematian yang cukup tinggi. Pihaknya berharap pandemi Covid-19 segera berakhir, sehingga tidak berdampak lebih serius pada segala lini sektor.
Baca Juga: Diperpanjang, Ugas Irwanto Tetap Jadi Pj Bupati Probolinggo
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo selaku Ketua PMI Kabupaten Probolinggo dr. Shodiq Tjahjono mengimbau kepada masyarakat bahwa virus yang saat ini sudah berada di tengah masyarakat ini adalah varian delta yang sangat berbeda karakternya dengan sebelumnya.
"Virus ini cenderung lebih mudah masuk dan menyerang sistem pernafasan bagian bawah, sehingga memang fatalitasnya lebih tinggi," pungkasnya. (ndi/zar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News