Hadiri Soft Launching Klinik NU Limpung Jateng, Kiai Asep Ungkap “Korek Api” Mbah Wahab

Hadiri Soft Launching Klinik NU Limpung Jateng, Kiai Asep Ungkap “Korek Api” Mbah Wahab Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA saat menerima potongan tumpeng dari Rais Syuriah PCNU Batang KH Ahmad Manaf Syair di Klinik NU Limpung Batang Jawa Tengah, Sabtu (28/8/2021).Foto: mma/bangsaonline.com

BATANG, BANGSAONLINE.com - Meski hanya tingkat MWC (Majelis Wakil Cabang), tapi jika dikelola dengan benar, ternyata NU bisa menghasilkan kemasalahatan luar biasa bagi umat. Setidaknya inilah yang dibuktikan MWC NU Limpung, Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Para pengurus NU tingkat kecamatan itu sukses membangun pelayanan kesehatan cukup representatif berupa klinik tiga lantai.

Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA yang diundang untuk memberikan taushiah dan memimpin istighatsah dan doa pada acara soft launching klinik tersebut mengapresiasi para pengurus MWC NU yang telah sukses membangun gedung klinik NU yang megah bercat hijau dan putih tersebut.

Baca Juga: Imam Suyono Terpilih Jadi Ketua KONI Kabupaten Mojokerto Periode 2024-2029

“Tolong ini diteruskan. Kalau perlu dikembangkan jadi rumah sakit,” kata Saifuddin Chalim di depan para kiai yang terdiri dari para pengurus PCNU Batang lengkap dengan semua MWC dan Ranting NU serta para banom.

Mereka antara lain Rais Syuriah PCNU Batang KH Ahmad Manaf Syair, Ketua Tanfidziyah KH Ahmad Taufiq dan Ketua Yayasan yang membawahi klinik NU tersebut, H Sayono. Acara itu berlangsung di Klinik NU Limpung Batang Jawa Tengah, Sabtu (28/8/2021).

Baca Juga: Doakan Kelancaran Tugas Khofifah-Emil, Kiai Asep Undang Kiai-Kiai dari Berbagai Daerah Jatim

(Klinik NU Limpung Batang Jawa Tengah. foto: mma/bangsaonline.com)

mengajak para kiai yang hadir untuk selalu optimistis dengan cita-cita besar. Ia mencontohkan dirinya saat membangun Pondok Pesantren Amanatul Ummah. Menurut dia, pada tahun 2016 ia hanya punya tanah satu hektare di Pacet Mojokerto Jawa Timur.

“Jalannya sempit. Kalau ada mobil di depan kita harus sabar karena kita tak bisa menyalip karena jalannya kecil,” katannya. Tanah itu, tuturnya, dicicil sampai dua tahun baru lunas.

Baca Juga: Kiai Asep Beri Reward Peserta Tryout di Amanatul Ummah, Ada Uang hingga Koran Harian Bangsa

Bahkan, menurut , banyak yang mencibir ketika dirinya menyampaikan cita-citanya. Di antaranya pengurus Petra, lembaga pendidika Kristen, di Surabaya. Mereka dengan sinis menilai obsesi terlalu tinggi.

Bahkan seorang lurah, tutur , menganggap cita-cita mendirikan lembaga pendidikan bertaraf internasional itu tak masuk akal.

Ojok kemelipen poo,” kata menirukan pernyataan lurah tersebut. Artinya, punya cita-cita jangan terlalu tinggi.

Baca Juga: Klaim Didukung 37 Cabor, Imam Sunyono Optimis Terpilih Ketua KONI Kabupaten Mojokerto

“Saya sendiri sampai malu punya cita-cita,” tambahnya.

Namun kemudian menemukan Hadits Innallaha ma’liyal umur wayakrahu safsafaha. “Bahwa Allah itu senang pada orang yang punya cita-cita tinggi dan tak suka pada orang yang cita-citanya rendah,” tegasnya.

Sejak menemukan Hadits itulah penuh optimisme dan kukuh pendirian. Ternyata sukses. Ia bisa membangun pesantren besar. Yaitu Pondok Pesantren Amanatul Ummah.

Baca Juga: Gegara Mitos Politik dan Lawan Petahana, Gus Barra-dr Rizal Sempat Diramal Kalah

“Setelah 15 tahun berdiri sekarang santri saya 12 ribu,” tegas yang membuat banyak kiai berdecak kagum.

Kini sedang merintis pembangunan International University. Ini juga bagian dari cita-cita besar untuk Indonesia. Ia mengaku terinspirasi negara-negara lain yang bisa dikenal dunia internasional berkat perguruan tingginya.

Baca Juga: Raih 53,4 Persen di Pilbup Mojokerto 2024, Pasangan Mubarok Kalahkan Petahana

“Mesir itu negara miskin. Tapi punya Universitas Al-Azhar yang memberikan beasiswa ke seluruh negara Islam seluruh dunia. Yaman juga miskin tapi punya Al-Ahqaf dan Maroko punya Qorowin,” tegas .

juga memberi contoh upaya KH Abdul Wahab Hasbullah (Mbah Wahab) dan KH Abdul Chalim saat mendirikan NU. Menurut , NU didirikan dengan dua tujuan.

“Untuk membentengi paham Ahlussunnah Wal Jamaah (Aswaja) dan kemerdekaan Indonesia,” kata .

Baca Juga: Warga Jatim Berjubel Hadiri Kampanye Terakhir Khofifah-Emil, Kiai Asep: Menang 70%

Menurut , NU berdiri diawali Nahdlatul Wathan yang anggotanya 60 orang. “Ketuanya Kiai Abdul Wahab Hasbullah, sekretarisnya abah saya, Kiai Abdul Chalim. Kemudian berdiri wathan-wathan yang lain,” kata yang juga ketua umum Persatuan Guru Nadhlatul Ulama (Pergunu) itu.

Saat itu, tutur , paham Aswaja dikuyo-kuyo. Bahkan Raja Saudi Arabia menghancurkan banyak situs-situs Islam, termasuk makam Rasulullah SAW. Maka para ulama pesantren melakukan konsolidasi untuk mencari cara menghentikan sepak terjang Raja Saudi Arabia yang semakin tak bersahabat dengan paham Aswaja.

Berkat pengaruh besar Hadaratussyaikh KHM Hasyim Asy’ari berkumpullah para ulama se-Pulau Jawa dan Madura di Kertopaten Surabaya.

Baca Juga: Ribuan Warga Padati Mubarok Bersholawat, Paslon 2 Optimis Menang di Ngoro, Mojokerto

“Sebagian Kalimantan,” tutur . Para ulama itu sepakat membentuk panitia kecil yaitu Komite Hijaz untuk mengirim delegasi kepada Raja Saudi Arabia.

“Ketua Komite Hijaz itu Kiai Asnawi Kudus. Tapi saat mau berangkat ke Saudi Arabia diganti Kiai Wahab Hasbullah,” kata .

(Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA saat ziarah ke makam abahnya, KH Abdul Chalim di Leuwimunding Majalengka Jawa Barat. foto: mma/bangsaonline.com)

Kiai Wahab Hasbulllah ini juga yang mengonsep surat Komite Hijaz. “Kiai Wahab yang mengonsep, abah saya yang menulis,” kata .

Saat menulis surat itulah Kiai Abdul Chalim sempat mengoreksi konsep Kiai Wahab Hasbullah. Kiai Abdul Chalim yang tak lain ayah Saifuddin Chalim itu mengatakan, apakah upaya memerdekakan bangsa tidak dimasukkan dalam surat Komite Hijaz itu.

Kiai Wahab Hasbullah terperanjat. “Tentu itu yang paling utama,” tegas Kiai Wahab Hasbullah yang ditirukan .

Kiai Abdul Chalim kembali bertanya. “Apakah hanya dengan cara ini bangsa kita bisa merdeka,” tanya Kiai Abdul Chalim kepada Kiai Wahab Hasbullah.

Kiai Wahab Hasbullah tak menjawab. Tapi ia mengeluarkan korek api dan menunjukkan pada Kiai Abdul Chalim.

“Ini kecil sekali. Tapi ini bisa membakar rumah,” kata Kiai Wahab Hasbullah kepada Kiai Abdul Chalim.

Menurut , semua proses pembuatan surat itu selalu dikonsultasikan kepada Hadratussyaikh KHM Hasyim Asy’ari. Memang, Kiai Wahab Hasbullah dan Kiai Abdul Chalim melangkah setelah mendapat restu dari Hadratussyaikh KHM Asyari.

Dalam pertemuan 60 ulama itu kemudian juga muncul pertanyaan, apakah dengan kop surat Komite Hijaz itu bisa diterima oleh Raja Saudi Arabia.

“Karena yang akan ditemui itu seorang raja. Menghadap raja itu tidak mudah. Masak kop suratnya komite. Mana mungkin diterima,” kata .

Maka para ulama pesantren itu kembali berembuk. Kiai Mas Alwi kemudian mengusulkan nama Nahdlatul Ulama yang artinya Kebangkitan Ulama. Sejak itulah Nahdlatul Ulama berdiri. Tentu setelah sebelumnya melalui proses istikharah dan riyadlah yang panjang, terutama yang dilakukan Hadratussuyak KHM Hasyim Asy’ari dan Syaikhona Kholil bin Abdul Latif Bangkalan.

“Karena itu kita harus optimis dengan apa yang kita upayakan dan perjuangkan, meski awalnya kelihatan kecil,” kata .

Taushiah tampak mendapat respon hangat dari para kiai NU di Batang Jawa Tengah. Para kiai sangat antusias mengikuti ceramah yang cukup runtut itu.

Acara tasyakuran dan soft launching itu diakhiri dengan pemotongan tumpeng dan makan bersama.

Sebelum meninggalkan tempat, sempat membagikan uang transport kepada semua kiai dan undangan yang hadir. Ini memang tradisi yang biasa dilakukan kiai miliarder tapi dermawan itu. Biasanya juga membagikan sarung.

Acara sangat padat selama di Jawa Tengah dan Jawa Barat. Sebelum menghadiri soft launching klinik NU Limpung juga memberikan ceramah di SMK Maarif NU Limpung. Pesertanya selain para pengurus juga IPNU dan IPPNU.

dan rombongan kemudian menuju Slawi Tegal Jawa Tengah. melantik pengurus hasil PAW Pergunu di Kantor NU Slawi Jawa Tengah.

Usai pelantikan, malam itu juga dan rombongan menuju Leuwimundung Majalengka Jawa Barat.

Di tempat kelahirannya itu selain memberikan taushiah kepada kiai, guru serta pengurus Pergunu dan Amanatul Ummah 02 juga ziarah ke makam abahnya, KH Abdul Chalim yang terletak di lingkungan pondok pesantren yang kini sedang dikembangkan itu.

Selama di Jawa Tengah dan Jawa Barat didampingi Zuhri, dosen UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang juga pengurus Pergunu. Saat di Leuwimunding Majalengka tampak juga Ketua Pergunu Jabar Dr Saefulloh dan pengurus Pergunu yang lain. 

Sementara rombongan yang ikut dari Pacet Mojokerto, antara lain Gus Ilyas, salah seorang putranya. (mma)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Sedekah dan Zakat Rp 8 M, Kiai Asep Tak Punya Uang, Jika Tak Gemar Bersedekah':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO