Selamatkan Nyawa WNA Korea Selatan, ​Anggota Polrestabes Surabaya Raih Penghargaan

Selamatkan Nyawa WNA Korea Selatan, ​Anggota Polrestabes Surabaya Raih Penghargaan Anggota Polrestabes Surabaya, Bripka Febri Rijal Syaifuddin, menerima penghargaan dari Direktur Luar Negeri Badan Kepolisian Nasional Korea Selatan di Kedutaan Besar Korea Selatan untuk Indonesia di Jakarta. Foto: Ist

Dilansir dari media Korsel, Lee mengatakan bahwa Febri membantu dengan sepenuh hati dan bisa memberikan pesan keamanan dengan sangat baik. Warga negara asing, kata Lee, merasa sangat aman tinggal di Indonesia. 

“Dia adalah teman paling berharga bagi kami,” kata Perdana Menteri Korea Selatan.

Kisah Febri bermula ketika Kim dinyatakan positif terpapar Covid-19 pada 18 Juli 2021. Saat itu juga, Asosiasi Korea segera mengirimkan obat-obatan darurat, oksigen, dan persediaan bantuan, tetapi kondisi Kim terus memburuk, saturasi oksigen turun menjadi 88-89 persen, jauh di bawah kisaran normal (95-100 persen).

Seminggu kemudian, Kim meminta untuk naik ke pesawat carter untuk kembali ke Korea Selatan. Tetapi kondisinya sangat serius sehingga dia menerima pemberitahuan penolakan untuk masuk ke Korea Selatan.

Paru-paru Kim rusak parah, dan saat menerima oksigen melalui tabung oksigen, saturasi oksigen hanya sekitar 90 persen, angka tersebut bahkan turun menjadi 77 persen. Staf medis yang melakukan konsultasi tele medicine di Korea Selatan mendesak agar mereka segera dipindahkan ke rumah sakit yang dilengkapi dengan ventilator.

Namun, tidak mudah menemukan rumah sakit dengan fasilitas terkait di Indonesia yang mengalami kekurangan ruang perawatan dan oksigen medis akibat pesatnya peningkatan jumlah kasus Covid-19 saat itu. Sedangkan Asosiasi Rakyat Korea Selatan bertanya dari semua sisi, Kim kehilangan kesadaran dan kritis.

Lebih buruk lagi, saat itu adalah saat jumlah kematian orang Korea Selatan akibat Covid-19 juga meningkat. Di persimpangan hidup dan mati, ada seorang polisi Indonesia yang datang ke rumah sakit untuk datang menyelamatkan, ia adalah anggota dari Polrestaber Surabaya, Bripka Febri.

Febri menghubungi Asosiasi Korea pada 27 Juli bahwa mereka telah mendapatkan bangsal rumah sakit dengan ventilator. Kim, yang dipindahkan ke rumah sakit pada hari berikutnya, sadar kembali dua hari kemudian dan cukup pulih untuk makan nasi sederhana.

Pada 30 Juli, Kim kembali ke Korea Selatan dengan pesawat pengangkut pasien (ambulans udara). Dalam panggilan telepon dengan Lee Kyung-yoon, presiden Asosiasi Korea Jawa Timur pada 3 Agustus, Kim menceritakan pengalaman saat terkena covid itu.

“Saya sadar dan tidak sadar, dan saya pikir saya sudah mati sekarang, tetapi saya sangat bersyukur bahwa saya pulih seperti ini,” kata Kim. (mdr/mar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO