LAMONGAN, BANGSAONLINE.com - TP PKK Kabupaten Lamongan mengangkat isu stunting sebagai program dukungan terhadap pilot project Gerakan Keluarga Sehat, Tanggap, dan Tangguh Bencana yang merupakan gagasan PKK pusat dan PKK provinsi. Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua TP PKK Lamongan, Anis Yuhronur Efendi, saat Pencanangan Pilot Project Desa Peduli Stunting di Pendopo Kecamatan Sukodadi, Selasa (19/10).
“Pilot project gerakan keluarga sehat, tanggap, dan tangguh bencana merupakan sebuah gagasan PKK pusat dan provinsi untuk menumbuhkan kesadaran yang melibatkan keluarga dan masayarakat secara langsung serta membina masyarakat agar mampu menolong dirinya sendiri serta tanggap dan tangguh menghadapi berbagai tantangan,” ujarnya.
Baca Juga: Panas! Saling Sindir soal Stunting hingga 'Kerpek' Catatan Warnai Debat Terakhir Pilbup Jombang 2024
Ada lima desa yang dijadikan pilot project peduli stunting yaitu Desa Deket, Kecamatan Deket; Desa Nguwok, Kecamatan Modo; Desa Jatidrojog, Kecamatan Kedungpring; Desa Karangwungulor, Kecamatan Laren; dan Desa Banjarejo, Kecamatan Sukodadi.
“Alhamdulillah TP PKK Lamongan sangat cepat dalam merespons upaya penurunan stunting di Kabupaten Lamongan. Kepada para tim yang terlibat, nanti harus banyak bertanya dan fokus apa saja yang akan disiapkan melalui empat pokja, yakni pokja peduli stunting, peduli lingkungan, peduli ibu dan anak, serta peduli hidup bersih dan sehat. Sehigga, jangan sungkan untuk sering-sering koordinasi demi terwujudnya keluarga yang sehat,” paparnya.
Sementara itu, Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi, yang hadir secara langsung meresmikan kegiatan tersebut mengungkapkan perlunya kolaborasi seluruh elemen masyarakat dalam penurunan stunting. Ia yakin, pencanangan pilot project ini dapat menjadi role model yang dapat ditiru oleh semua desa di wilayahnya.
Baca Juga: Peringatan HKN ke-60, Pemkab Lamongan Klaim Program Kesehatan Laserku Jangkau 4.187 KK
“Penurunan stunting tidak bisa dilakukan sendiri. Perlu kolaborasi seluruh elemen masyarakat. Saya yakin dengan pilot project ini dapat menjadi model yang dapat ditiru oleh semua desa-desa di Lamongan,” kata Yuhronur.
Berdasarkan data bulan timbang bayi per Ferbruari 2021, angka stunting menunjukkan angka 7,68 persen, angka kematian ibu 83,67 persen/100.000 kelahiran hidup, sedangkan angka kematian bayi 5,3 persen/1.000 kelahiran hidup.
Tak hanya stunting, Yuhronur juga mengajak seluruh elemen masyarakat turut peduli terhadap keadaan sekitar. Melalui program unggulan penanggulangan kemiskinan ekstrem home care service (HCS) diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif yang dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat, khususnya keluarga rawan, baik di bidang kesehatan, sosial, juga ekonomi.
Baca Juga: Sambut Hari Kesehatan Nasional ke-60, Dinkes Kota Batu Bidik Sekolah Gelar Aksi Bergizi
“Saya intruksikan kepada seluruh masyarakat, kades, camat harus dapat melakukan respon cepat ketika ada tetangga, warganya yang mengalami kerentanan kepada Tim HCS. Tidak hanya kerentanan terhadap kesehatan, namun juga sosial ekonomi dalam rangka penurunan kemiskinan ekstream,” pungkasnya. (qom/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News