KOTA MALANG, BANGSAONLINE.com - Banjir bandang yang melanda Kota Batu pada Kamis (4/11) kemarin, juga berimbas ke Kota Malang. Banjir bandang tidak hanya merusak puluhan rumah, namun juga merusak 7 kampung tematik yang kebetulan berada dekat dengan bantaran Sungai Brantas.
Tujuh kampung tematik itu adalah Kampung Putih, Kampung Warna-Warni, Kampung Tridi (3D), Kampung Lampion, Kampung Gerabah dan Kampung Keramik. Di antara tujuh kampung tematik yang terdampak paling parah adalah Kampung Putih.
Baca Juga: Debat Perdana Pilwalkot Malang 2024, Inilah Visi-Misi dan Program Para Paslon
Dari pantauan awak media, banyak fasilitas dari kampung putih yang tepat berada di bantaran Sungai Brantas mengalami kerusakan. Mulai dari gapura selamat datang, spot selfie dan dekorasi yang terbuat dari bahan kayu serta bambu hanyut terbawa arus banjir bandang.
David Rakha selaku ketua Pokdarwis Kampung Putih mengatakan, puluhan rumah di kampung ini dipenuhi endapan lumpur. Bahkan ada beberapa tembok rumah warga juga jebol. Tidak hanya itu, fasilitas kampung tematik ini juga banyak yang rusak dan hanyut.
"Padahal fasilitas seperti spot selfie, dan ornamen dekorasi adalah hasil karya warga kampung. Sedih rasanya melihat kampung putih saat ini. Akan tetapi yang namanya bencana alam tidak ada yang tahu kapan datangnya. Saat ini kami bersama warga masih konsentrasi membersihkan endapan lumpur di rumah warga. Kami juga merasa bersyukur tidak sampai terjadi adanya korban jiwa. Nantinya setelah semua proses pembersihan selesai, kami akan kumpulkan warga untuk memikirkan kembali bagaimana memperbaiki kembali fasilitas di Kampung Putih ini, agar kampung ini bisa bersih dan indah seperti sebelum banjir bandang menerjang," tutur David, Sabtu, (6/11).
Baca Juga: Meski Isu Miring Menerpa, Tak Menyurutkan Dukungan Warga ke Abah Anton di Pilwalkot Malang
Tampak salah satu gapura selamat datang di kampung tematik hancur diterjang banjir bandang.
Hal senada juga dikatakan Agus, Ketua Pokdarwis Kampung Warna-Warni. Menurut dia, kejadian banjir bandang begitu cepat dan dan debit air juga sangat tinggi. Warga tidak bisa menyelamatkan ornamen serta meja kursi yang biasa dipergunakan berjualan. Semua yang berada di lapangan habis dan hanyut tersapu air banjir.
Baca Juga: PC Fatayat NU Kota Malang Nyatakan Dukung Paslon ABADI
"Ketika banjir mulai surut, kami bersama warga bergotong royong membersihkan rumah dan lapangan, bahkan endapan lumpur di lapangan sampai mencapai kedalaman 40 cm. Saya yakin setelah ini, warga tetap bersemangat dan berkomitmen untuk tetap menjadikan kampung ini sebagai kampung tematik, sebab di sini sebagai salah satu destinasi wisata andalan Kota Malang," tukasnya. (thu/ns)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News