TUBAN, BANGSAONLINE.com - Bawaslu Tuban melalui Koordinator Divisi Pengawasan dan Hubungan antarlembaga, M Arifin, melakukan evaluasi kinerja pengawasan pascapelaksanaan pilkada.
Arifin juga memaparkan sejumlah agenda yang dilakukan Bawaslu Tuban selama tidak melangsungkan tahapan pemilihan, seperti terus berkoordinasi dengan alumni kader partisipatif, dan sekolah kader pengawasan partisipatif (SKPP), hingga pengawasan data pemilih berkelanjutan.
Baca Juga: Viral Rencana Saksi Paslon 02 Diberi CTM, dr Jibril Kecam Penyalahgunaan Obat untuk Kecurangan
"Sejumlah agenda terus dilakukan Bawaslu Tuban, khususnya terkait pemutakhiran data pemilih berkelanjutan," ujarnya, Senin (6/12).
"Setiap bulan kita terus memantau pemutakhiran data pemilih berkelanjutan yang dilakukan KPU Tuban," tuturnya.
Selain program itu, Bawaslu Tuban juga melaksanakan berbagai kegiatan untuk penguatan kelembagaan, mulai dari koordinasi dengan sekolah MA AL-Falah Bangilan, pendidikan pengawas partisipatif di Unirow, pembinaan bersama dengan pemantau pemilu dan alumni SKPP Bawaslu, serta berkoordinasi dan evaluasi dengan awak media.
Baca Juga: Usai Luluk Hamidah, Lukmanul Hakim dan Wisnu Wardhana Ucapkan Selamat untuk Kemenangan Khofifah-Emil
Ia berterima kasih atas partisipasi media dalam mengawal berbagai pesta demokrasi yang ada di Kabupaten Tuban. Arifin berharap, bawaslu bisa terus bekerja sama dengan media untuk pelaksanaan pemilu atau pilkada nantinya.
“Media merupakan mitra strategis kami dalam proses pengawasan Bawaslu Tuban,” kata Arifin.
Sementara itu, Komisioner KPU Tuban, Moh Nurokhib, memaparkan sejumlah kinerja yang dilakukan KPU Tuban dalam melaksanakan pemutakhiran data pemilih berkelanjutan yang merupakan salah satu program dari KPU.
Baca Juga: Dapat Ucapan Selamat dari Kompetitor Pilkada 2024, Khofifah Ucapkan Terima Kasih ke Luluk Hamidah
Untuk Bulan November 2021, data pemilih berkelanjutan (DPB) di Kabupaten Tuban mengalami kenaikan menjadi 942.644 pemilih, dibandingkan DPT Pilkada 2020 sebanyak 942.519 pemilih.
"Kenaikan ini disebabkan banyaknya temuan jumlah pemilih baru yang lebih banyak dibanding dengan pemilih yang tidak memenuhi syarat," kata Nurokhib. (gun/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News