"Siapa pun Direksi Perumda Giri Tirta kalau pendanaan kurang, tak akan bisa memajukan perusahaan dan memberikan layanan yang baik kepada konsumen. Saya contohkan jajaran direksi kemarin, mana bisa memajukan perusahaan, memberikan layanan yang baik kepada konsumen, dan memberikan deviden ke daerah, kalau pendanaan tak cukup," ucap Faqih.
"Makanya, dalam pengangkatan jajaran Direksi Perumda Giri Tirta yang baru nanti pemda harus bisa mencukupi kebutuhan anggaran, harus bisa mampu memberikan penyertaan modal yang cukup untuk perbaikan layanan baik dari APBD atau kerja sama pihak ketiga, atau pinjaman," urai Faqih.
Apalagi, lanjut ia, kondisi perpipaan yang dimiliki Perumda Giri Tirta banyak yang bocor karena dimakan usia. Dengan demikian, pipa-pipa yang rusak tersebut butuh peremajaan. Sedangkan peremajaan akan membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
"Siapa pun direksinya nanti kalau manajemen tak ada perubahan, instalasi pipa yang rusak tak ada perbaikan, maka layanan ke pelanggan juga tak bagus, sehingga merugikan pelanggan. Makanya harus ada perbaikan instalasi-instalasi yang tak layak. Itu membutuhkan pendanan besar," kata Faqih.
Ia juga mengungkapkan, bahwa instalasi pipa Perumda Giri Tirta terjadi penyusutan setiap tahunnya, sehingga berpengaruh terhadap kelancaran air. Sedangkan, anggaran untuk peremajaan tak disiapkan.
"Itu terjadi sejak sebelum-sebelumnya. Bukan kesalahan direksi sekarang saja," tuturnya.
Faqih tak menampik tarif yang dibebankan untuk konsumen rumah tangga selama ini belum mampu menutupi biaya produksi yang dikeluarkan Perumda Giri Tirta. Di mana, tarif jual kepada konsumen rumah tangga hanya Rp1.600 per kubik, sedangkan harga produksinya Rp.6.000 per kubik.
"Makanya, kalau PDAM ingin keuangannya bagus, sudah waktunya tarif dinaikkan. Mudah-mudah soal kenaikan tarif segera ada solusi," ujarnya. (hud/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News