“Ini yang menjadi poin penting dari ekosistem kelautan. Nelayan rajungan, di mana pun mereka berada, harus selalu patuh pada program keberlanjutan perikanan rajungan dengan tidak menangkap rajungan kecil, rajungan bertelur luar, maupun penangkapan menggunakan alat yang tidak ramah lingkungan. Mengapa? Karena rajungan dan perikanan berkelanjutan adalah hidup kita,” kata CEO Nirwana Segara, Aik Wulandari.
Sebagai bukti kepedulian Aruna terhadap keberlanjutan bisnis dan kesejahteraan nelayan melalui teknologi, Aruna berkomitmen untuk terus memerhatikan aspek keberlanjutan dengan meresmikan Aruna Zero Waste Hub, rumah pengeringan limbah cangkang rajungan, sebagai komoditas produksi utama Aruna. Berlokasi di Bangkalan, Jawa Timur, Aruna Zero Waste Hub mengolah limbah cangkang rajungan menjadi produk pakan ikan yang tentu memiliki nilai jual lebih.
“Sejak pertama kali didirikan, Aruna berkomitmen untuk terus memberdayakan masyarakat pesisir. Perjalanan memang masih panjang, tetapi optimisme kami akan masa depan yang lebih baik tak akan putus. Sebagai satu-satunya startup dengan series A funding terbesar, Aruna bertekad untuk menjadi unicorn pertama yang membawa kebaikan dan kekayaan laut Indonesia,” urai Utari Octavianty, Chief Sustainability Officer Aruna.
Aruna Crab merupakan produk hasil kemitraan strategis Nirwana Segara dengan Aruna. Sebagai produk makanan laut berkualitas premium dengan 10g protein sukulen dan 45 kalori per porsi, seluruh proses produksi Aruna Crab dibuat dengan mengikuti standar keberlanjutan yang telah ditetapkan oleh Nirwana Segara dan bersumber dari hasil tangkapan nelayan lokal binaan Aruna.
Kolaborasi ini menjadi tolok ukur bagi industri kelautan dan perikanan untuk tak hanya meningkatkan taraf hidup nelayan melalui peningkatan ekspor, namun juga untuk terus memerhatikan keberlanjutan ekosistem kelautan. (cat/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News