Laga Persedikab Vs Maluku FC Berakhir Ricuh, Seorang Wartawan Kena Bogem

Laga Persedikab Vs Maluku FC Berakhir Ricuh, Seorang Wartawan Kena Bogem Salah satu Ofisial Maluku FC saat memberi keterangan kepada wartawan. foto: ist.

KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Pertandingan babak 32 besar Grup W Nasional yang mempertemukan -kediri" rel="tag">Persedikab Kediri vs di Stadion Brawijaya berakhir ricuh, Kamis (17/2).

Kericuhan terjadi di tambahan waktu babak kedua usai Persedikab mencetak gol yang membuat kedudukan menjadi 3-2.

Baca Juga: Persiapan Nataru, Pj Zanariah Beri Arahan Dalam Rakor Operasi Lilin Semeru 2024 Kota Kediri

Wasit yang memimpin pertandingan tiba-tiba menjadi sasaran amuk para pemain dan ofisial . Mereka bersama-sama mengejar pengadil lapangan ke arah utara, termasuk para pemain yang ada di bangku cadangan.

Polisi dan TNI yang mengamankan laga pun langsung berupaya menyelamatkan wasit dari amukan. 

Diduga, para pemain dan ofisial mengamuk karena tidak puas dengan kepemimpinan wasit. Pasalnya, wasit tak kunjung meniup peluit tanda berakhirnya pertandingan, meski tambahan waktu empat menit yang diberikan sudah selesai.

Baca Juga: Songsong Tahun 2025, RSUD Gambiran Kota Kediri Komitmen Berikan Pelayanan Kesehatan yang Terbaik

Hal itu membuat Persedikab berhasil mencetak gol untuk memastikan kemenangan 3-2.

Tak hanya menyerang wasit, pemain juga merusak fasilitas Stadion Brawijaya. Petugas keamanan harus berusaha keras menenangkan pemain , namun mereka masih emosi.

Dalam kericuhan itu, seorang wartawan TVRI bernama Canda Adi Surya turut menjadi korban pemukulan Ofisial .

Baca Juga: Canangkan Kelurahan Cantik, Pemkot Kediri Siapkan Agen Statistik di Tiap Kelurahan

Canda mengaku mendapat pukulan di dada. Meski sempat menghindar, namun pukulan itu sempat mengenai dirinya sakit.

“Aku dipukul di bagian dada. Ada beberapa wartawan di belakangku tadi. Termasuk Antok, jurnalis Radio Andika. Yang melakukan pemukulan Ofisial , yang tiba-tiba berlari ke arah saya, saat saya tengah megambil gambar. Dan memukul saya,” bebernya, Kamis (17/2).

Ia menyesalkan kejadian tersebut. Sebab, wartawan telah diizinkan untuk melakukan peliputan laga itu. Apalagi dalam melakukan tugas peliputan, setiap wartawan selalu memegang kode etik jurnalistik.

Baca Juga: Raih Rekor MURI, Lika-Liku Program 'Emas' Jadi Inovasi Pendidikan Bahasa Inggris Warga Kota Kediri

Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Korda Kediri Raya mengecam keras kejadian itu. Ketua IJTI Korda Kediri, Roma, menyebut aksi yang dilakukan oleh Ofisial itu sudah masuk ke dalam ranah tindak kekerasan.

"Aksi tersebut masuk dalam kegiatan menghalang-halangi kegiatan jurnalistik dan melanggar UU Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers," cetusnya.

Agar kekerasan terhadap jurnalis tidak terulang lagi, ia  meminta kepada semua pihak untuk menghormati kerja wartawan karena mereka dilindungi oleh undang-undang.

Baca Juga: Pj Wali Kota Kediri Apresiasi Ribuan Peserta E-Fest dan Penganugerahan Rekor Muri English Massive

"Profesi wartawan adalah profesi yang sangat rentan dengan adanya gesekan fisik maupun verbal. Namun tidak hanya dengan rangkulan semua selesai. Mari sama-sama saling menghargai posisi masing-masing,” tegasnya.

"Meski sempat terjadi perdamaian dari kedua belah pihak yang dimediasi oleh Kapolres , namun kami dari IJTI Korda Kediri tetap meminta Ofisial untuk memberikan pernyataan maaf secara terbuka," tambah Roma. (uji/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Tanam Pohon dan Tebar Benih Ikan Warnai Peringatan Hari Bumi dan Hari Air Dunia di Kota Kediri':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO